BRASILIA – Lebih dari 1.500 pendukung mantan presiden Jair Bolsonaro ditangkap di Brasilia pada setelah mereka menyerbu gedung-gedung penting pemerintah penting di ibu kota Brasil itu selama akhir pekan.
Presiden Luiz Inacio Lula da Silva, seorang sayap kiri yang menjabat pada 1 Januari setelah mengalahkan Bolsonaro dalam pemilihan Oktober, berjanji untuk membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan. Dia menuduh para perusuh mencoba menggulingkan demokrasi, dan mempertanyakan mengapa tentara tidak mengecilkan seruan kudeta militer di luar barak mereka.
Pada Minggu, (8/1/2023) ribuan pendukung Bolsonaro yang marah mengamuk di Kongres, Mahkamah Agung, dan kantor kepresidenan, menghancurkan jendela, furnitur, dan karya seni dalam serangan terburuk terhadap institusi negara sejak Brasil kembali ke demokrasi pada 1980-an.
Sementara itu Bolsonaro, yang terbang ke Amerika Serikat (AS) beberapa hari sebelum masa jabatannya berakhir, pergi ke rumah sakit di Orlando pada Senin, (9/1/2023) karena mengeluh sakit usus terkait penusukan yang dideritanya selama kampanye pemilu 2018. Dokternya mengatakan dia mengalami penyumbatan usus yang tidak serius dan kemungkinan besar tidak memerlukan pembedahan.
Dalam sebuah wawancara dengan CNN Brasil, Bolsonaro mengatakan dia berencana untuk tinggal di Amerika Serikat hingga akhir Januari, tetapi sekarang berencana untuk kembali ke Brasil lebih cepat untuk menemui dokternya.
"Saya bermaksud mengajukan kepulangan saya karena di Brasil para dokter sudah mengetahui masalah obstruksi usus saya akibat luka tusukan itu," kata Bolsonaro, menurut laporan di situs CNN Brasil.