Sementara itu, Kementerian luar negeri Prancis mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin (16/1/2023) bahwa pihaknya mengutuk penculikan itu "sekeras mungkin," dan menyerukan pembebasan segera para wanita tersebut.
“Prancis menegaskan kembali solidaritas dan komitmennya terhadap Burkina Faso,” terang pernyataan itu.
Seperti diketahui, Burkina Faso, salah satu negara termiskin di dunia, telah menjadi pusat kekerasan yang dimulai di negara tetangga Mali pada 2012 tetapi sejak itu menyebar ke hamparan gersang di wilayah Sahel di selatan Gurun Sahara.
(Susi Susanti)