Kepemimpinan Taliban menyalahkan sanksi dan penolakan masyarakat internasional untuk mengakui kekuasaan mereka atas krisis negara yang semakin dalam.
Mohammed mengatakan pesannya kepada para penguasa Afghanistan adalah bahwa mereka pertama-tama harus menunjukkan komitmen mereka terhadap norma-norma yang diakui secara internasional dan bahwa bantuan kemanusiaan tidak dapat diberikan jika perempuan Afghanistan tidak diizinkan untuk membantu.
"Mereka mendiskriminasi perempuan di sana. Karena ingin kata yang lebih baik, mereka menjadi tidak terlihat, mereka menunggu mereka keluar, dan itu tidak mungkin terjadi," katanya.
Namun dia mengatakan sikap Taliban adalah bahwa PBB dan organisasi bantuan "mempolitisasi bantuan kemanusiaan".
"Mereka percaya bahwa ... hukum berlaku untuk siapa saja di mana saja dan hak kedaulatan mereka harus dihormati," ujarnya.
Sementara itu, Kementerian kesehatan Taliban telah mengklarifikasi bahwa wanita dapat bekerja di sektor kesehatan, di mana dokter dan perawat wanita sangat penting, tetapi Mohammed mengatakan ini tidak cukup.
"Ada banyak layanan lain yang tidak kami lakukan dengan akses ke makanan dan mata pencaharian lain yang memungkinkan kami melihat jutaan wanita dan keluarga mereka bertahan hidup di musim dingin yang keras, menjadi bagian dari pertumbuhan dan kemakmuran, kedamaian," terangnya.
Kunjungan perempuan paling senior di PBB ini juga mengirimkan pesan bahwa perempuan bisa dan harus berperan di semua lapisan masyarakat.
(Susi Susanti)