"Kami mengubah cara kami berpakaian. Ruang kelas dipisahkan. Kami melakukan persis seperti yang diperintahkan. Tapi itu masih belum cukup. Kami takut mereka akan melakukan ini kepada kami dan mereka melakukannya,” terangnya.
"Semuanya terasa sangat suram bagi saya dan saudara perempuan saya sekarang. Kami terjebak di rumah, malam berganti siang dan semuanya terasa gelap dan suram,” ujarnya.
Terlepas dari kesedihan Shabana, dia memuji Prof Mashal karena mengambil sikap.
"Ini adalah waktu yang sangat sepi bagi wanita dan anak perempuan di negara saya. Tidak banyak pria yang angkat bicara. Kami mengkhawatirkan keselamatannya, tetapi kami juga sangat berterima kasih atas dukungannya,” tambahnya.
(Susi Susanti)