Jendela-jendela toko yang sangat besar pecah dan tiang-tiangnya yang besar retak, hampir tidak mampu menopang bangunan tujuh lantai yang rusak yang menjulang tinggi di atas kepala.
"Bangunan itu tidak aman," kata pria berusia 30 tahun itu, tetapi dia tidak mau mengalah.
"Kami akan tinggal di sini sepanjang malam. Ini mata pencaharian kami,” lanjutnya.
Beberapa ratus meter jauhnya, di tempat parkir di jalan yang sama, Mustafa Koyuncu, 55 tahun, istri dan kelima anaknya duduk berdesakan di dalam mobil putih.
Mereka tidak bergerak. "Kami menunggu di sini karena kami tidak bisa pulang. Untuk saat ini tidak diperbolehkan," kata Koyuncu. Pemerintah Turki memang memerintahkan warganya agar tetap berada di jalan demi keselamatan mereka.
Dia masih mengulurkan harapan untuk bisa kembali ke rumah pada Senin (6/2/2023) pekan depan.
Namun jika mimpi itu kandas, mereka semua akan pergi ke masjid di dekat rumahnya, yang seperti masjid lainnya telah diubah menjadi pusat penampungan.
"Bangunan kami aman," lanjutnya.
Namun, putri sulungnya tidak sependapat. "Tidak, dia tidak begitu yakin!" dia menyela.
Ayahnya menyaut dengan nada ragu, "Siapa yang tidak takut sekarang? Semua orang takut,” ujarnya.
(Susi Susanti)