Jepang Temukan Lebih dari 7.000 Pulau Baru di Wilayahnya

TOKYO – Jepang menemukan lebih dari 7.000 pulau baru setelah pemerintah melakukan penghitungan ulang, untuk pertama kalinya dalam 35 tahun. “Penemuan” ini melipatgandakan jumlah pulau di negara Matahari Terbit itu.

BACA JUGA: Pantai di Jepang Ditutup Gara-Gara Penemuan Sebuah Bola Raksasa Misterius

Jumlah Pulau Jepang yang terdaftar adalah 6.852 pulau, tetapi angka itu berasal dari penghitungan pada 1987 oleh Penjaga Pantai Jepang. Pada saat itu, penjaga pantai mendaftarkan pulau-pulau dengan keliling 100 meter atau lebih yang ditampilkan di peta Jepang. Pulau-pulau di danau atau gumuk pasir sungai tidak termasuk dalam total.

Pada 2021, parlemen Jepang mengusulkan penghitungan ulang yang lebih akurat karena jumlah data yang ada dirasa sudah usang dan angka sebenarnya bisa jauh lebih besar.

"Pemahaman yang akurat tentang jumlah pulau merupakan urusan administrasi penting yang berkaitan dengan kepentingan nasional," kata seorang anggota parlemen Jepang saat itu, sebagaimana dilansir Kyodo News.

BACA JUGA: Tidak Ada Keturunan, 9 Juta Unit Rumah Kosong di Jepang Diambil Alih Negara

Dalam survei terbaru, pemerintah menghitung pulau secara otomatis menggunakan komputer berdasarkan peta tanah elektronik GSI pada tahun 2022 dan merujuk silang peta dengan foto udara masa lalu dan data lainnya untuk mengecualikan tanah yang direklamasi secara artifisial.

Sementara komputer mendeteksi lebih dari 100.000 pulau, hanya pulau dengan keliling 100 meter atau lebih yang dipilih untuk masuk daftar resmi.

Ukuran total wilayah Jepang dihitung menggunakan peta digital yang sama terlepas dari pulau-pulau yang terdaftar. Sedangkan luas perairan teritorial tidak akan terpengaruh karena pulau-pulau terpencil di Jepang harus disurvei secara terpisah.

Menurut penghitungan terbaru ini, jumlah pulau di Jepang bertambah menjadi 14.125 pulau, menurut sumber yang mengetahui masalah ini.

Pemerintah Jepang diperkirakan akan merilis jumlah pulau baru ini pada awal Maret, meskipun angka tersebut dapat berubah karena Otoritas Informasi Geospasial Jepang, atau GSI, sedang melakukan penyesuaian akhir, kata sumber tersebut.

(Rahman Asmardika)