BEIJING – China menyerukan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina serta dibukanya kembali pembicaraan damai antara kedua negara untuk mengakhiri konflik yang dimulai setahun yang lalu. Seruan itu tercantum dalam proposal 12 poin yang dirilis Beijing untuk memperkuat klaimnya sebagai pihak netral dalam konflik tersebut.
Beijing sampai saat ini menyatakan memiliki sikap netral terkait konflik di Ukraina. Namun, di sisi lain China memiliki hubungan dekat dengan Rusia dan menolak mengkritik aksi militer Moskow di Ukraina.
China juga menuduh Barat memprovokasi konflik dan "mengipasi api" dengan menyediakan senjata pertahanan kepada Ukraina. Sementara Amerika Serikat (AS) juga mengatakan China mungkin bersiap untuk memberi Rusia bantuan militer, sesuatu yang menurut Beijing kurang bukti.
Mengingat posisi China, ada keraguan apakah proposalnya memiliki peluang—dan apakah China dapat dilihat sebagai perantara yang jujur.
BACA JUGA: Mantan Presiden Sebut Rusia Akan 'Hancur Berkeping-keping' Jika Kalah Perang di Ukraina
Sebelum proposal itu dirilis, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebutnya sebagai langkah pertama yang penting untuk melibatkan China.
“Saya pikir, secara umum, fakta bahwa China mulai berbicara tentang perdamaian di Ukraina, menurut saya itu tidak buruk. Penting bagi kami bahwa semua negara berada di pihak kami, di pihak keadilan,” kata Zelensky pada konferensi pers dengan perdana menteri Spanyol, Kamis, (23/2/2023).