"Kalau orang yang mau hobi aset, biasanya aset lain dan kita mau cek ke BPN, baik nama dia, nama anak, istri, atau ya mungkin diatasnamakan orang lain di kartu keluarganya, itu makanya pentingnya BPN punya NIK," beber Pahala.
Sebenarnya, kata Pahala, KPK tidak mempermasalahkan rekening jumbo alias gendut milik para penyelenggara negara. Asalkan, harta kekayaannya tersebut berasal dari sumber yang sah dan tidak menyimpang. Namun dalam kasus Rafael, kata Pahala, antara profil dengan harta kekayaan milik ayah Mario Dandy Satriyo tersebut tidak cocok.
"Tapi kalau dibilang gede atau enggak, bukan itu poinnya, poinnya nyambung engga dengan profilnya, ini eselon 3. Kalau digabung-gabung gajinya, segala macam, sama penghasilan lain gitu nyambung apa enggak, dan kita bisa lihat dari penugasan dia, dia dulu dari mana, gitu asetnya ikut di mana," papar Pahala.
"Tapi sekali lagi, kita belum periksa, jadi komentar saya soal harta Rp50 miliar ya soal gede atau engga gede, itu engga penting, tapi yang penitng profilnya semenetara ini belum nyambung. Kecuali, kita lihat di dalam ternyata ini warisan, warisan dari ini, ini, ini, gitu ya.
Ya semoga warisan," imbuhnya.
(Fahmi Firdaus )