Balon Mata-Mata China Ditembak Jatuh Jet Tempur AS karena Mengancam Kedaulatan

Novia Adristi Zhafira, Jurnalis
Jum'at 10 Maret 2023 14:18 WIB
Balon mata-mata China/Foto AP
Share :

JAKARTA - Amerika Serikat menembak jatuh balon raksasa yang diduga untuk mata-mata milik Beijing di lepas Pantai Surfside, Carolina Selatan beberapa waktu lalu.

Balon berukuran besar milik Tiongkok yang tampak seperti bulan di siang hari ini, ternyata adalah balon putih besar yang terdeteksi melintas di wilayah Amerika Serikat tepatnya di atas Samudra Atlantik.

Diperkirakan, balon mata-mata Beijing tersebut telah menghabiskan waktu berhari-hari melakukan perjalanan melintasi berbagai negara, dengan tujuan negeri Paman Sam.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, mengatakan bahwa dirinya berencana berbicara dengan Presiden China Xi Jinping tentang apa yang AS sebut sebagai balon mata-mata China yang ditembak jatuh jet tempur AS awal bulan ini setelah melintasi AS.

“Kami tidak menginginkan perang dingin baru,” kata Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Gedung Putih, dikutip VOA.

Biden, dalam keterangannya yang paling terperinci mengenai balon China dan tiga objek tak dikenal lain yang ditembak jatuh jet-jet AS, tidak menjelaskan kapan ia akan berbicara dengan Xi, namun dia mengatakan bahwa AS terus berkomunikasi secara diplomatik dengan China terkait masalah tersebut.

Penampakan balon China juga dilaporkan oleh negara-negara di Amerika Latin, salah satunya Kolombia, yang langsung memulai penyelidikan terhadap objek dengan karakteristik mirip dengan balon, yang terdeteksi di atas 55.000 kaki di sektor utara negara tersebut. Penerbangan Sipil Kosta Rika mengonfirmasi melihat balon besar terbang di atas ibu kota, San Jose.

Menanggapi hal ini, pusat kajian kebijakan dalam dan luar negeri Indonesia atau Center for Indonesian Domestic and Foreign Policy Studies (Centris), mengimbau agar negara-negara dunia khususnya Indonesia untuk merespons serius permasalahan balon mata-mata China, yang dianggap telah mengancam kedaulatan negara.

Peneliti senior Centris, AB Solissa mengatakan, temuan balon mata-mata Beijing, membuktikan kebenaran rumor terkait kegiatan spionase ilegal yang dilakukan China ke beberapa negara dunia, khususnya yang dianggap kompetitor oleh Tiongkok.

“Dari informasi yang kami terima, sisa puing-puing balon China yang ditembak jaruh oleh pesawat tempur Amerika Serikat, telah ditemukan sensor dan peralatan elektronik yang diduga kuat untuk menguping sinyal elektronik,” kata AB Solissa kepada wartawan, Jumat, (10/3/2023).

Beberapa analis yang menganalisa sisa-sisa reruntuhan balon Beijing, lanjut AB Solissa, menyebut balon China untuk mendeteksi dan mengumpulkan sinyal intelijen sebagai bagian dari program pengawasan udara besar terkait militer.

Setidaknya empat balon Beijing telah terlihat di Hawaii, Florida, Texas, dan Guam dimasa pemerintahan Presiden Donald Trump, dan saat ini balon-balin tersebut baru dapat diidentifikasi sebagai kapal udara pengintai China.

Balon dapat dioperasikan pada ketinggian yang sangat tinggi, setinggi 68.000 meter, sehingga lebih sulit dijangkau pesawat dan terdeteksi radar modern.

Pilihan untuk menggunakan balon helium-infused military-grade menawarkan kemampuan manuver yang lebih mudah, memungkinkan operator mengekstraksi data yang akurat, dapat berfungsi dengan baik dalam menghadapi cuaca yang paling keras, dan hemat biaya.

“Kemungkinan China mengoperasikan armada balon mata-mata selama bertahun-tahun, dimana balon-balon telah mengekstraksi data dan informasi tentang aset militer di negara dan wilayah yang dianggap strategis, seperti India, Jepang, Taiwan, Vietnam, dan Filipina,” tutur AB Solissa.

Diketahui balon milik Beijing itu terlihat melayang tinggi di atas fasilitas angkatan laut yang penting di India. Salah satu balon tertangkap kamera terbang di atas Port Blair di Kepulauan Andaman & Nikobar Samudra Hindia, yang menjadi rumah bagi Fasilitas Angkatan Laut India.

Hal serupa juga terjadi di Jepang, dimana pemerintahan Negeri Matahari Terbit ini membenarkan bahwa balon pengintai China telah memasuki wilayah udaranya setidaknya tiga kali dalam beberapa tahun terakhir.

China telah mengembangkan teknologi pengawasan balon baru selama bertahun-tahun, dan pesawat pengintai ini, diduga kuat sebagai bagian dari upaya angkatan udara gabungan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), untuk melakukan operasi pengintaian.

“Beberapa analis intelijen menyimpulkan bahwa balon-balon tersebut diduga milik kekuatan ke-5 PLA yang misterius, atau “Tentara Stratosfer”, jelas AB Solissa.

Menurut informasi yang beredar luas di media sosial, PLA menggunakan balon-balon tersebut untuk kegiatan intelijen dan pengintaian yang mampu melakukan serangan Electromagnetic Pulse (EMP).

“Tembak jatuh balon-balon Beijing adalah pilihan tepat untuk mengantisipasi kegiatan spionase ilegal China sebelum membawa permasalahan ini ke PBB, demi melindungi kedaulatan sebuah negara,” tutup AB Solissa.

(Fahmi Firdaus )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya