NEW YORK – Perjanjian AUKUS yang diumumkan Amerika Serikat (AS), Australia, dan Inggris pada Senin, (13/3/2023), yang akan memberikan Australia kapal selam bertenaga nuklir pada 2030, telah memicu kecaman dari China. Beijing mengutuk perjanjian itu sebagai tindakan ilegal proliferasi nuklir.
“Rencana kerja sama kapal selam nuklir… adalah tindakan terang-terangan yang menimbulkan risiko proliferasi nuklir yang serius, merusak sistem non-proliferasi internasional, memicu perlombaan senjata, dan merusak perdamaian dan stabilitas di kawasan itu,” kata misi permanen China untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam serangkaian tweet pada Selasa, (14/3/2023) pagi.
Ditanya tentang kekhawatiran bahwa China akan melihat kesepakatan kapal selam AUKUS sebagai agresi, Presiden AS Joe Biden menjawab: “tidak”. Biden mengatakan bahwa dia berharap untuk berbicara dengan Presiden China Xi Jinping dalam waktu dekat untuk membahas masalah ini, tetapi tidak akan mengatakan kapan.
Sementara itu Menteri Pertahanan Australia Richard Marles mengatakan akan menawarkan untuk memberi China pengarahan tentang kesepakatan kapal selam AUKUS tersebut.
Sejak aliansi AUKUS dibentuk pada 2021, Beijing berulang kali mengkritik ketiganya karena melanggar batas proliferasi nuklir. Kapal selam buatan AS berbahan bakar uranium yang sangat diperkaya tingkat senjata, tetapi sekutu bersikeras bahwa celah membebaskan reaktor angkatan laut dari perlindungan perjanjian non-proloferasi nuklir (NPT).
Di bawah kesepakatan itu, Amerika Serikat bermaksud untuk menjual tiga kapal selam bertenaga nuklir kelas Virginia AS kepada Australia pada awal 2030-an. Australia memiliki opsi untuk membeli dua lagi kapal selam nuklir serupa jika diperlukan, demikian disampaikan dalam pernyataan bersama ketiga negara.
Proyek multi-tahap itu akan berpuncak dengan produksi Inggris dan Australia dan pengoperasian kelas kapal selam baru, SSN-AUKUS, yang dikembangkan secara trilateral oleh ketiga negara.
Perjanjian tersebut akan melihat kapal selam AS dan Inggris dikerahkan di Australia Barat segera setelah 2027 untuk membantu melatih awak Australia dan meningkatkan pencegahan. Pejabat AS mengatakan ini akan melibatkan empat kapal selam AS dan satu Inggris dalam beberapa tahun.
Fase pertama dari rencana ini sudah berjalan dengan kapal selam serang bertenaga nuklir kelas Virginia A.S. Asheville mengunjungi Perth di Australia Barat, kata para pejabat.
Selain China, perjanjian AUKUS ini juga telah menimbulkan keberatan dari negara-negara tetangga Australia di Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan Malaysia.
(Rahman Asmardika)