Akui Sang Kakek Pembantai, Cucu Diktator Membungkuk dan Minta Maaf Atas Pembunuhan Brutal Gwangju pada 1980

Susi Susanti, Jurnalis
Sabtu 01 April 2023 10:09 WIB
Cucu diktator Korea Selatan minta maaf atas pembunuhan brutal yang dilakukan kakeknya (Foto: AFP)
Share :

SEOUL - Cucu diktator terakhir Korea Selatan (Korsel) telah meminta maaf kepada kerabat mereka yang tewas dalam pembunuhan brutal militer pada 1980.

Chun Woo-won, 27, mengatakan orang kuat militer Chun Doo-hwan yang merupakan kakeknya adalah "pendosa dan pembantai".

Pada Jumat (31/3/2023) Chun Woo-won memuji keberanian mereka yang menentang rezim militer kakeknya.

Dia mengatakan kakeknya "melakukan kejahatan besar" dan menambahkan bahwa dia "dengan tulus menyesal karena tidak meminta maaf lebih awal".

Chun juga mengunjungi pemakaman nasional kota, orang pertama di keluarganya yang melakukannya.

Beberapa kerabat korban menyambut intervensi Chun, salah satunya memeluknya pada konferensi pers di sebuah pusat peringatan.

"Chun Doo-hwan meninggal tanpa pernah meminta maaf," kata Prof Shin Yul dari Universitas Myongji di Seoul kepada AFP.

"Seseorang di keluarganya seharusnya melakukannya dengan cara yang benar sejak lama," tambahnya.

Seperti diketahui, Kota Gwangju adalah pusat pemberontakan melawan darurat militer, yang dipaksakan oleh Chun setelah dia memimpin sebuah kudeta.

Menurut angka resmi, srangan militer terhadap pengunjuk rasa menyebabkan lebih dari 200 orang tewas atau hilang.

Demonstrasi pro-demokrasi pada 1980 menarik puluhan ribu orang dan militer mengerahkan ribuan pasukan untuk menghadapi mereka.

Pada hari kesembilan demonstrasi, tentara menembaki pengunjuk rasa yang berkumpul di kantor pemerintah provinsi di Gwangju.

Diduga pasukan ini melakukan pemukulan, penyiksaan, pelecehan seksual, dan pengeluaran isi perut tanpa pandang bulu.

Militer juga memerintahkan helikopter tempur untuk menembak para pengunjuk rasa dan menyiagakan jet tempur yang dipersenjatai dengan bom.

Saksi mata yang selamat mengatakan jumlah kematian yang sebenarnya jauh lebih tinggi dari 200 kematian yang diakui secara resmi.

Pada 2018 pemerintah meminta maaf atas pemerkosaan perempuan oleh pasukan di Gwangju.

Pemerintahan Chun Doo-hwan berakhir pada 1988. Dia dihukum karena pengkhianatan dan korupsi pada 1996 tetapi kemudian dibebaskan dari penjara setelah mendapat grasi dari presiden. Dia meninggal pada 2021 dalam usia 90 tahun.

Adapun sang cucu Chun, yang tinggal di Amerika Serikat (AS), juga menjadi berita utama di Korea Selatan karena membuat tuduhan korupsi terhadap kerabatnya di media sosial (medsos).

Selama satu siaran langsung, dia mengaku telah menggunakan narkotika dan ditangkap saat mendarat di Seoul pada Selasa (28/3/2023). Warga Korea Selatan diketahui dilarang mengonsumsi obat-obatan terlarang di luar negeri. Dia dibebaskan keesokan harinya.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya