Tepatnya berlokasi di laut, pada jarak 56 Kilometer (Km) arah Timur Laut, pulau Enggano, Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, pada kedalaman 73 Km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, jelas Sabar, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah, akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menujam Lempeng Eurasia.
''Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault),'' ujar Sabar saat dihubungi.
Gempa bumi ini, terang Sabar, berdampak dan dirasakan di daerah Bengkulu Selatan, Liwa, Lampung, Kabupaten Kaur dan Kota Manna, Bengkulu Selatan, dengan skala intensitas IV MMI, daerah Kota Bengkulu, Bengkulu Utara, Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, dan Pesisir Barat, dengan skala intensitas III MMI.
Lalu, di daerah Sekincau, Kota Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, Kota Agung, Kabupaten Lahat, Kabupaten Kepahiang, Musi Rawas, Oku Selatan, Sumatera Selatan, dan Bukit Kemuning, Lampung, dengan skala intensitas II MMI.
''Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,'' ujar Sabar.
Sabar menambahkan, hingga pukul 22.36 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). Kepada masyarakat, Sabar mengimbau, agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
''Masyarakat diimbau agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal masing-masing cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah,'' imbau Sabar.
(Arief Setyadi )