KABUL – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan tanda-tanda pemulihan yang lemah dalam ekonomi Afghanistan berisiko dibatalkan oleh pembatasan Taliban terhadap perempuan yang bekerja untuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Program Pembangunan PBB (UNDP) menegaskan sumbangan untuk PBB berada di bawah ancaman penurunan tajam karena larangan perempuan Afghanistan bekerja untuk organisasi itu.
Menurut laporan tersebut, jumlah keluarga yang hidup dalam kemiskinan hampir dua kali lipat dalam dua tahun.
Merespons hal ini, Taliban mengatakan politik tidak boleh dikaitkan dengan keputusan bantuan kemanusiaan.
Afghanistan diketahui mengalami keruntuhan ekonomi ketika Taliban mengambil alih pada tahun 2021, dan dana asing yang diberikan kepada rezim sebelumnya dibekukan.
Hingga kini tercatat 34 juta orang - 90% dari populasi - hidup di bawah garis kemiskinan. Dua dari tiga warga Afghanistan tidak tahu kapan mereka akan mendapatkan makanan berikutnya.
Laporan UNDP mencatat tanda-tanda harapan yang dibawa oleh masuknya bantuan asing melalui berbagai badan PBB - ditambah dengan kondisi keamanan yang lebih baik, pengurangan korupsi yang dilaporkan dan pengumpulan pajak yang lebih baik oleh pemerintah Taliban.