JAKARTA - Salah satu mahasiswa Indonesia di Sudan, Arya Kurniantoro mengutarakan ketakutannya akan konflik bersenjata di negara tersebut saat Ramadhan tiba.
Menurutnya, baku tembak di sebagaian wilayah Sudan akibat kudeta yang dilakukan memang masih fluktuatif. Tak begitu sering tapi meresahkan.
"Masih agak naik turun baku tembaknya, kadang ada, kadang sering, jujur aja, kami agak takut di situ," tuturnya.
Diketahui, Tembakan, ledakan, dan jet tempur terdengar di seluruh ibu kota Sudan, Khartoum, pada Selasa (18/4/2023), ketika orang-orang bersenjata dilaporkan menyerbu rumah orang yang bekerja untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi internasional lainnya, di tengah laporan yang bertentangan tentang gencatan senjata yang disepakati di negara itu.
Pertempuran antara angkatan bersenjata negara itu dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter berada di hari keempat di Khartoum, dekat dengan komando militer dan istana presiden, dan dekat dengan dua pangkalan RSF di utara dan barat ibu kota.
Menurut para saksi, upaya gencatan senjata gagal pada Selasa (18/4/2023) malam ketika bentrokan meletus kembali antara kedua faksi di Khartoum tengah, hanya beberapa jam setelah mereka menyepakati gencatan senjata 24 jam, yang mulai berlaku pada pukul 18.000 waktu setempat (12 malam ET).
(Khafid Mardiyansyah)