CAPE TOWN – Sebuah penelitian internasional menemukan delapan dari 10 anak sekolah di Afrika Selatan (Afsel) berjuang keras untuk membaca pada usia sepuluh tahun.
Afrika Selatan menempati peringkat terakhir dari 57 negara yang dinilai dalam Kemajuan Studi Literasi Membaca Internasional, yang menguji kemampuan membaca 400.000 siswa secara global pada 2021.
Buta huruf di antara anak-anak Afrika Selatan meningkat dari 78% pada 2016 menjadi 81%.
Menteri Pendidikan Angie Motshekga menyalahkan penutupan sekolah selama pandemi Covid-19.
Dia menggambarkan hasil itu sebagai hal yang mengecewakan. Dia juga mengataan mengatakan sistem pendidikan negara dihadapkan dengan tantangan sejarah yang signifikan, termasuk kemiskinan, ketidaksetaraan dan infrastruktur yang tidak memadai.
“Di banyak sekolah dasar pengajaran membaca seringkali hanya berfokus pada kinerja lisan, mengabaikan pemahaman membaca dan memahami kata-kata tertulis,” terangnya, dikutip BBC.
Studi tersebut menunjukkan bahwa 81% anak-anak Afrika Selatan tidak dapat membaca untuk memahami salah satu dari 11 bahasa resmi negara tersebut.