Buta Huruf Melonjak Jadi 81%, 8 dari 10 Anak Kesulitan Membaca pada Usia 10 Tahun

Susi Susanti, Jurnalis
Rabu 17 Mei 2023 09:36 WIB
8 dari 10 anak-anak di Afsel kesulitan membaca (Foto: The South African)
Share :

CAPE TOWN – Sebuah penelitian internasional menemukan delapan dari 10 anak sekolah di Afrika Selatan (Afsel) berjuang keras untuk membaca pada usia sepuluh tahun.

Afrika Selatan menempati peringkat terakhir dari 57 negara yang dinilai dalam Kemajuan Studi Literasi Membaca Internasional, yang menguji kemampuan membaca 400.000 siswa secara global pada 2021.

Buta huruf di antara anak-anak Afrika Selatan meningkat dari 78% pada 2016 menjadi 81%.

Menteri Pendidikan Angie Motshekga menyalahkan penutupan sekolah selama pandemi Covid-19.

Dia menggambarkan hasil itu sebagai hal yang mengecewakan. Dia juga mengataan mengatakan sistem pendidikan negara dihadapkan dengan tantangan sejarah yang signifikan, termasuk kemiskinan, ketidaksetaraan dan infrastruktur yang tidak memadai.

“Di banyak sekolah dasar pengajaran membaca seringkali hanya berfokus pada kinerja lisan, mengabaikan pemahaman membaca dan memahami kata-kata tertulis,” terangnya, dikutip BBC.

Studi tersebut menunjukkan bahwa 81% anak-anak Afrika Selatan tidak dapat membaca untuk memahami salah satu dari 11 bahasa resmi negara tersebut.

Selain Maroko dan Mesir, Afrika Selatan adalah salah satu dari hanya tiga negara Afrika yang berpartisipasi dalam penilaian untuk memantau tren literasi dan pemahaman membaca anak usia sembilan dan 10 tahun.

Berdasarkan tes yang diambil setiap lima tahun pada akhir tahun ajaran, studi baru ini menempatkan negara-negara dalam tabel liga pendidikan global.

Singapura mengamankan posisi teratas dalam peringkat dengan skor rata-rata 587, sementara Afrika Selatan di peringkat terakhir dengan 288 poin - di bawah rata-rata Mesir kedua terakhir sebesar 378. Skor tersebut dibandingkan dengan rata-rata internasional 500.

Studi tersebut juga menunjukkan bahwa secara keseluruhan, anak perempuan berada di depan anak laki-laki dalam pencapaian membaca mereka di hampir semua negara yang dinilai, tetapi kesenjangan gender telah menyempit pada putaran pengujian terbaru.

Perjuangan Afrika Selatan dengan sistem pendidikannya sudah berlangsung lama, dengan ketidaksetaraan yang signifikan antara siswa kulit hitam dan kulit putih akibat pemisahan anak-anak di bawah apartheid.

Pendidikan adalah salah satu pengeluaran anggaran terbesar bagi pemerintah, yang dapat menyebabkan kekecewaan atas kinerja yang buruk dalam studi seperti ini.

Kurangnya bahan bacaan yang sesuai dan infrastruktur yang tidak memadai di sekolah, seringkali seperti toilet, telah menyebabkan krisis.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya