Topan Super Mawar Hantam Guam, Putus Aliran Listrik Lebih dari 50 Ribu Penduduk

Rahman Asmardika, Jurnalis
Kamis 25 Mei 2023 08:37 WIB
Foto: Reuters.
Share :

WASHINGTON - Super Topan Mawar telah menghantam wilayah Amerika Serikat (AS) di Guam, membawa angin dan hujan yang merusak serta mematikan listrik di sebagian besar pulau.

Mata badai kategori empat melewati bagian utara Guam pada Rabu, (24/5/2023) malam, membawa angin berkecepatan 230 km / jam.

BACA JUGA:

Angka Berbeda, Junta Sebut 145 Orang Tewas Akibat Terjangan Topan Mocha di Myanmar 

Ini adalah salah satu topan terkuat yang melanda wilayah AS dalam beberapa tahun.

"Ini akan menakutkan," kata seorang ahli meteorologi dari National Weather Service (NWS) di Guam.

"Tidak ada listrik," kata peramal itu dalam jumpa pers sebagaimana dilansir BBC.

Hingga Rabu sore waktu setempat, hanya 1.000 dari 52.000 pelanggan di pulau itu yang memiliki aliran listrik, kata Otoritas Tenaga Guam.

Utilitas mengatakan akan bekerja untuk memulihkan listrik segera setelah angin turun ke tingkat yang aman.

Sejauh ini belum ada laporan cedera atau kematian. Namun badai tersebut dapat membawa gelombang badai yang mengancam jiwa dan curah hujan setinggi 20 inci (50 cm) ke pulau berpenduduk 170.000 orang itu.

NWS mengatakan Mawar dapat terus menguat sebelum mereda pada Kamis, (25/5/2023).

Badan tersebut telah memperingatkan listrik dan air mungkin tidak tersedia selama berhari-hari dan "mungkin berminggu-minggu" sampai setelah badai berlalu.

Presiden Joe Biden mengumumkan keadaan darurat pada Selasa, (23/5/2023) untuk mengantisipasi topan super untuk memobilisasi agen federal untuk membantu bantuan. Badan Manajemen Darurat Federal AS sedang mengoordinasikan tanggapan terhadap badai tersebut, katanya di Twitter.

Militer AS memiliki beberapa fasilitas di pulau itu. Angkatan Laut AS mengatakan pada Rabu bahwa semua pesawat militer telah meninggalkan pulau itu atau ditempatkan di ruang perlindungan.

Guam - terletak di Samudra Pasifik Barat - rentan terhadap siklon tropis. Tapi Mawar bisa menjadi topan paling kuat yang melanda pulau itu sejak 2002, ketika Pongsona menimbulkan kerusakan lebih dari USD700 juta.

Belum jelas apa dampak perubahan iklim terhadap frekuensi badai, tetapi para ilmuwan mengatakan peningkatan suhu permukaan laut menghangatkan udara di atas dan membuat lebih banyak energi tersedia untuk mendorong angin topan, siklon, dan topan.

Akibatnya, mereka cenderung lebih intens dengan curah hujan yang lebih ekstrem.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya