Tak hanya itu saja, kebanyakan orang Amerika juga mendukung pemerintahnya untuk melakukan kesepakatan nuklir Iran tahun 2015 silam. Mengingat, militer AS pernah gagal dalam perang Taliban yang menyebabkan pemborosan biaya. Sehingga masyarakat dibebani oleh pajak yang besar.
Karena itulah, perang melawan Iran yang merupakan sebuah negara besar gabungan Irak dan Afganistan hanya akan menjadi kesalahan bersejarah.
2. Takut Ada Bencana
Joe Biden selaku Presiden AS gagal memulihkan kesepakatan berserjarah yang membuat Iran terus mengembangkan program nuklirnya. Iran bahkan memperkaya uranium dan memproduksi lebih banyak cadangan dari batas yang telah dipertahankan di JCPOA.
Dari laporan IAEA, baru-baru ini Iran memiliki bahan fisil kelas menengah yang cukup untuk satu bom. Namun, Iran memerlukan waktu 1-2 tahun untuk membuat keputusan politik agar bisa mengejar senjata tersebut.
Pemerintah dan pejabat AS telah secara konsisten menggunakan retorika hukum internasional untuk menegur kampanye ilegal di Rusia dan pemboman Iran ahanya akan melanggar perintah berbasis aturan yang sama.
Dengan melihat apa yang terjadi di Ukraina-Rusia, maka pemerintah AS semakin mempertimbangkan konsekuensi perang. Dimana hal tersebut akan menyebabkan kenaikan biaya pangan dan energi, hingga munculnya krisis pangan global.