RIYADH - Iran telah membuka kembali kedutaannya di Arab Saudi, tujuh tahun kedua negara rival regional itu memutuskan hubungan diplomatiknya. Perwakilan kementerian luar negeri Iran dan Saudi hadir dalam upacara pembukaan kedutaan di Riyadh tersebut.
Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Alireza Bigdeli, mengatakan itu adalah tanda bahwa kerja sama antara Teheran dan Riyadh "memasuki era baru", demikian dilansir BBC.
Itu terjadi tiga bulan setelah negara-negara Teluk setuju untuk memulihkan hubungan dalam kesepakatan yang ditengahi oleh China.
Arab Saudi memutuskan hubungan dengan Iran pada 2016 setelah penyerbuan kedutaannya di Teheran oleh massa yang memprotes eksekusi kerajaan terhadap seorang ulama Muslim Syiah terkemuka.
Pada pertemuan dengan timpalannya dari Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud di Cape Town Jumat, (2/6/2023) lalu, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian menyatakan kepuasannya dengan "kemajuan baik yang dibuat dalam hubungan bilateral".
Kementerian luar negeri Iran juga mengutip Pangeran Farhan yang mengatakan bahwa pekerjaan dasar sedang dilakukan untuk membuka kembali kedutaan Saudi di Teheran dan mengonfirmasi bahwa dia akan berkunjung ke sana "segera".
Arab Saudi, yang melihat dirinya sebagai kekuatan Muslim Sunni terkemuka, dan Iran, negara Muslim Syiah terbesar, telah terkunci dalam perebutan dominasi regional selama beberapa dekade. Namun dalam beberapa tahun terakhir, persaingan mereka diperburuk oleh perang proksi di Timur Tengah.