WASHINGTON - China telah memata-matai dari Kuba selama beberapa waktu dan meningkatkan fasilitas pengumpulan intelijennya di sana pada 2019, kata seorang pejabat administrasi Biden pada Sabtu, (10/6/2023) menyusul laporan tentang upaya mata-mata baru yang sedang berlangsung di pulau itu.
The Wall Street Journal pada Kamis, (8/6/2023) melaporkan bahwa China telah mencapai kesepakatan rahasia dengan Kuba untuk membangun fasilitas penyadapan elektronik di pulau itu kira-kira 100 mil (160 km) dari Florida, tetapi pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Kuba meragukan laporan tersebut.
Pejabat administrasi Biden, berbicara dengan syarat anonim, mengatakan karakterisasi media "tidak sesuai dengan pemahaman kami," tetapi tidak merinci bagaimana laporan itu salah atau membahas secara rinci apakah ada upaya China untuk membangun fasilitas penyadapan baru di Kuba.
Pejabat itu mengatakan masalah itu terjadi sebelum kepresidenan Joe Biden, seperti halnya upaya Beijing untuk memperkuat infrastruktur pengumpulan intelijennya di seluruh dunia.
"Ini adalah masalah yang sedang berlangsung, dan bukan perkembangan baru," kata pejabat itu sebagaimana dilansir Reuters. “RRT (Republik Rakyat Tiongkok) melakukan peningkatan fasilitas pengumpulan intelijennya di Kuba pada 2019. Ini didokumentasikan dengan baik dalam catatan intelijen.”