Dimintai komentar, seorang pejabat di kedutaan China di Washington merujuk pada pernyataan Jumat, (9/6/2023) oleh seorang juru bicara kementerian luar negeri China yang menuduh AS "menyebarkan desas-desus dan fitnah" dengan berbicara tentang stasiun mata-mata Kuba, dan menjadi "kerajaan peretas paling kuat di Dunia."
Pemerintah Kuba tidak segera menanggapi permintaan komentar. Pada hari Kamis, Wakil Menteri Luar Negeri Kuba Carlos Fernandez de Cossio menolak laporan Journal itu sebagai "benar-benar berbohong" dan menyebutnya sebagai rekayasa AS yang dimaksudkan untuk membenarkan embargo ekonomi puluhan tahun Washington terhadap pulau itu. Dia mengatakan Kuba menolak semua kehadiran militer asing di Amerika Latin dan Karibia.
Perhatian seputar dugaan mata-mata China dari Kuba datang ketika Washington dan Beijing mengambil langkah tentatif untuk meredakan ketegangan yang meningkat setelah balon mata-mata dataran tinggi yang dicurigai China melintasi Amerika Serikat sebelum militer AS menembak jatuh di lepas Pantai Timur pada Februari.