Apalagi mereka yang kemudian memilih kembali jadi anggota KNIL dan memilih tidak menggabungkan diri ke TNI, pasca-Jepang keluar dari Indonesia. Hal itu dilakukan tanpa alasan.
Dikutip dari seorang mantan KNIL yang juga salah satu tokoh besar TNI, Didi Kartasasmita, mereka (pernah) berkarier sebagai tentara Belanda demi urusan perut.
“Saya menjadi KNIL karena urusan perut. Tampaknya beberapa rekan saya pun begitu. Mereka menjadi alat pemerintah kolonial bukan karena ideologi, tapi untuk memenuhi kebutuhan hidup,” katanya.
(Arief Setyadi )