KAPAL selam Titan hancur lebur saat turun membawa turis ke kedalaman laut untuk melihat bangkai Titanic di Samudera Atlantik, pada Minggu 18 Juni 2023. Namun, siapa sangka ternyata Kapal Selam Titan memiliki masalah keamanan yang telah diangkat oleh para ahli pada 2018 lalu.
Titan yang memiliki panjang 6,7 meter yang dioperasikan oleh OceanGate Expeditions yang berbasis di Everett, Washington, Amerika Serikat (AS). Kapal selam itu pertama kali melakukan perjalanan penyelaman hingga 4.000 meter (13.100 kaki) pada Desember 2018, menurut situs web perusahaan, dan pertama kali menyelam ke situs Titanic - sekira 3.800 meter di bawah Atlantik - pada 2021.
Kapal selam itu direncanakan melakukan 18 penyelaman serupa tahun ini. Tetapi beberapa pakar industri dan whistle-blower khawatir tentang keamanan Titan, menyatakan keprihatinan bahwa OceanGate memilih untuk tidak mensertifikasi Titan melalui pihak ketiga seperti American Bureau of Shipping, sebuah klasifikasi kapal selam terkemuka, atau grup Eropa DNV, sebuah independen perusahaan jaminan kualitas dan manajemen risiko yang menetapkan standar untuk desain keselamatan kendaraan bawah air.
Will Kohnen, ketua komite peer-review group Marine Technology Society (MTS) tentang kapal selam berawak, dalam surat tertanggal 27 Maret 2018, menyampaikan kepada pendiri dan CEO OceanGate Stockton Rush, kekhawatiran luas tentang Titan. Kohnen mengatakan bahwa dia kemudian mendiskusikan surat itu dengan Rush.
"Ada percakapan yang jujur. Itu adalah percakapan orang dewasa. Dan kami sepakat untuk tidak sepakat," kata Kohnen kepada Reuters.
Masalahnya bukanlah cacat desain tunggal, tetapi OceanGate memilih untuk tidak mengejar proses sertifikasi yang diakui industri untuk desain, fabrikasi, dan pengujian kapal selam.
"Kekhawatiran kami adalah bahwa pendekatan eksperimental saat ini yang diadopsi oleh OceanGate dapat menghasilkan hasil negatif (dari kecil hingga bencana) yang akan memiliki konsekuensi serius bagi semua orang di industri ini," bunyi surat itu.