Amunisi tersebut juga menimbulkan kontroversi atas tingkat kegagalan - atau kesia-siaannya. Bom yang tidak meledak dapat bertahan di tanah selama bertahun-tahun dan kemudian meledak tanpa pandang bulu.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan kepada wartawan bahwa bom cluster Amerika yang dikirim ke Ukraina jauh lebih jarang gagal daripada yang telah digunakan oleh Rusia dalam konflik tersebut.
Sullivan, penasihat keamanan nasional AS, mengatakan kepada wartawan bahwa bom cluster AS memiliki tingkat tidak berguna kurang dari 2,5%, sedangkan Rusia memiliki tingkat tidak berguna antara 30-40%, katanya.
Langkah Biden nantinya akan melewati undang-undang AS yang melarang produksi, penggunaan, atau transfer munisi tandan dengan tingkat kegagalan lebih dari 1%.
Koalisi Munisi Tandan AS, yang merupakan bagian dari kampanye masyarakat sipil internasional yang bekerja untuk memberantas senjata, mengatakan bom ini akan menyebabkan "penderitaan yang lebih besar, hari ini dan beberapa dekade mendatang".
Keputusan tersebut dengan cepat dikritik oleh kelompok hak asasi manusia, dengan Amnesty International mengatakan munisi tandan menimbulkan "ancaman besar bagi kehidupan sipil, bahkan lama setelah konflik berakhir".
Dan pada Sabtu (8/7/2023), beberapa sekutu Barat AS menolak untuk mendukung keputusannya.