Warga Kenya terbagi atas protes tersebut, dengan beberapa mendukung mereka, mengatakan biaya hidup yang tinggi tidak berkelanjutan.
Warga Kenya secara pribadi membela diri, menentang pajak yang dikenakan. Gaji yang Anda bayarkan dibandingkan dengan apa yang Anda belanjakan, tidak ada yang penting bagi Anda bisa lakukan untuk diri sendiri sebagai manusia," kata William Musembi kepada kantor berita Reuters.
Sedangkan warga yang lain mengeluh tentang penjarahan.
"Sekelompok sekitar 400 hingga 500 orang berkumpul di sepanjang jalan raya dan mereka datang sekaligus dan mendobrak pintu yang sudah dikunci," kata manajer supermarket James Kagimi Wanjema kepada Reuters.
"Mereka bisa mengakses kasir, mereka menjarah sejumlah uang tunai dan barang dagangan. Sedikit kacau, sangat kacau," lanjutnya.
(Susi Susanti)