Bertemu Gus Mus dan Gus Baha, Ganjar Pranowo Dititipi Pesan Masyayikh se-Indonesia

Agung Bakti Sarasa, Jurnalis
Jum'at 21 Juli 2023 19:20 WIB
Ganjar Pranowo bertemu Gus Baha dan Gus Mus (Foto: istimewa/Okezone)
Share :

 

REMBANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dititipi banyak pesan oleh masyayikh se-Indonesia, mulai dari pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara (IKN) hingga pembelajaran keagamaan di Papua terus dipertahankan bahkan ditingkatan.

Hal itu mengemuka saat Silaturahmi Masyayikh di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Anwar, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang, Rabu 19 Juli 2023. Kegiatan tersebut dihadiri ulama kharismatik se-Indonesia, termasuk Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha), KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus).

Menurut Ganjar, silaturahmi antara umara dengan masyayikh tersebut untuk berdiskusi banyak hal. Adapun Ganjar tak lupa meminta masukan dari para ulama ihwal menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

"Terima kasih. Ini silaturahmi dengan para Masyayikh, Habaib di Sarang. Kita diskusi soal bagaimana membangun kebersamaan, membangun bangsa dan negara," kata Ganjar di Ponpes Al Anwar Rembang.

Ganjar menyebut, pertemuan dengan para ulama begitu penting dan dibutuhkan demi kepentingan bangsa. Terlebih masyarakat Tanah Air cukup beragam dan majemuk.

Oleh karenanya, lanjut Ganjar, sikap toleransi dan kerukunan antar umat harus terus ditumbuhkan kepada seluruh masyarakat. Lewat diskusi tersebut, Ganjar mengaku banyak mendapat saran dan masukan.

"Saya mendapatkan banyak petuah, saya mendapatkan banyak masukan dan beberapa di antaranya mengusulkan agar pertemuan semacam ini terus dilakukan, tentu saya menerima dengan baik," ucap Ganjar.

Selain Gus Mus dan Gus Baha, ulama lainnya yang hadir antara lain Habib Hasan Mulahela Purworejo, KH Ali Qoisor Watucongol, KH Chalwani Purworejo, KH Machin Chuldhori Tegalrejo, KH Chamzah Hasan Banjarnegara, Pimpinan Ponpes Al Muayyad Solo KH Karim, KH Chubab Ibrahim Sayung, KH Abdulloh Ubab MZ Rembang, KH Abdul Ghofur MZ Rembang, KH Abdur Rouf MZ Rembang, KH Ahmad Wafi MZ Rembang, KH Zuhrul Anam Rembang, KH Mohamad Idror MZ Rembang, KH Rosyid Ubab MZ Rembang, Agus Muhammad Majid Kamil Rembang, KH Said Abdur Rohim Rembang, KH Roghib Rembang, KH Fatkhhur Rohman Rembang, KH Rosikh Roghibu Rembang, KH Faishol Zaini Rembang, KH Zaki Faqih Rembang, KH Muslich Rembang, KH Ahmad Muad Thohir Pati, KH Habibul Huda Grobogan.

Kemudian, KH Khannan Zaini Ilyas Banyumas, KH Umam Chasbulloh Cilacap, Syekh Soleh Basalamah Brebes, KH Ahfas Hamid Baidlowi Rembang, KH Yasin Rohmat Pati, KH Mu'tasim Billah Sleman, KH Abdulloh Kafabihi Kediri, KH Anwar Manshur Kediri, KH Barizi Madura, KH Dimyathi Burhan Jember, KH Abdul Rohim Jember, KH Mustofa Aqil Cirebon, KH Ahmad Baehaqi Cianjur, KH Muhtar A'lam Garut, KH Abdulloh Fauzi Sukabumi, KH Muhammad Abdulloh Cirebon, KH Harir Muharir Kota Banjar, KH Munawir Kota Banjar dan KH Arif Ismail Chowas Ciamis.

Dari luar Pulau Jawa, ada KH Ahmad Tajally Lampung Tengah, KH Kholiq Amrullah Adnan Lampung Timur, KH RM Soleh Bajuri Lampung Selatan, KH Mahfudz Papua, KH Farhan Papua, KH Mansyur Al Kaff Papua, KH Ahmad Damanhuri Jayapura.

Lalu ada KH Zaenul Abidin Tanah Laut, KH Ahmad Junaidi Palangkaraya, KH Imam Tenggarong, KH Abdus Syukur Tenggarong dan Habib Yahya Bin Muhsin Alidrus Banjarmasin.

Dalam pertemuan yang dipimpin KH Muhammad Idror Maimoen atau Gus Idror, putra bungsu Mbah Moen itu, Ganjar dan ulama se-Indonesia menyepakati dan memutuskan hal-hal sebagai berikut:

1. Prestasi yang telah dilakakukan oleh Jawa Tengah dan beberapa terobosan kebersamaan nasionalis religius hendaknya dapat dilajutkan dengan skala yang lebih luas, khususnya dalam memaksimalkan pengelolaan dan penghimpunan zakat melalui Baznas.

2. Mempermudah akses komunikasi dari warga langsung ke pemerintah, hendaknya dapat diteruskan dan diperluas hingga skala nasional.

3. Terkait dengan program pembangunan IKN yang ada di Kalimantan, diharapkan tidak hanya pembangunan infrastuktur saja, namun juga pembangunan keagamaan, agar IKN benar-benar siap dan tidak ada ketimpangan sosial ekonomi dan budaya di masa depan.

4. Mendorong pemerintah segera mengaplikasikan dan menjalankan Undang-Undang Pesantren dan juga peningkatan guru ngaji, imam masjid, atau mushola seperti yang telah dilakukan di Jawa Tengah, sehingga program ini menjadi program nasional, termasuk di dalamnya megupayakan kesehatan di lingkungan pesantren.

5. Kebersamaan ulama dan umara harus terus dilakukan, pertemuan ini diharapkan menjadi tonggak awal munculnya Jam’iyyah masyayikh yang bisa membarengi pemerintah demi keberlangsungan dan kedamaian bangsa.

6. Dan untuk daerah Papua, serta beberapa daerah-daerah baru berkembang dimohon program keagamaan yang telah berjalan atau berkembang jangan sampai dimundurkan kembali. Selain itu, hendaknya ada pemerataan lulusan pesantren yang difasilitasi oleh pemerintah, sehingga alumni pesantren dapat mengamalkan ilmunya dan mampu menjangkau daerah pelosok seperti Papua.

7. Mengenai masalah radikalisme, hendaknya pemerintah lebih serius dalam mengatasinya, karena hal itu mencoreng wajah Islam, khususnya di daerah-daerah rawan konflik.

8. Pemerintah harus melibatkan tiga unsur sebelum mengeluarkan kebijakan, yakni unsur pemerintahan, keagamaan, dan adat istiadat setempat.

(Fakhrizal Fakhri )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya