Kekerasan Geng Melonjak, 5.000 Warga Haiti Putuskan Mengungsi Tinggalkan Rumah

Susi Susanti, Jurnalis
Sabtu 19 Agustus 2023 19:31 WIB
5.000 warga Haiti mengungsi karena kekerasan geng melonjak (Foto: Reuters)
Share :

HAITI - Ribuan warga Haiti telah mengungsi atau meninggalkan rumah mereka di Port-au-Prince di tengah meningkatnya kekerasan geng yang telah menewaskan lebih dari 2.400 orang sepanjang tahun ini.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan 5.000 warga melarikan diri dari distrik Carrefour-Feuilles di ibu kota minggu ini setelah anggota geng mengambil kendali.

Kelompok bantuan lokal telah menghentikan layanan vital karena upaya pemerintah untuk menghentikan kekerasan gagal.

Dewan Keamanan PBB akan segera memutuskan apakah akan mengirim pasukan multinasional untuk membantu memulihkan ketertiban.

Di Carrefour-Feuilles dan sekitarnya di mana telah terjadi perang geng selama berbulan-bulan, arus penduduk terlihat membawa koper atau pergi dengan barang-barang diikat ke mobil mereka.

Video yang direkam oleh kantor berita Reuters menunjukkan wanita menangis di samping tubuh seorang pria yang telah dibunuh oleh anggota geng.

Reuters mengatakan bahwa banyak dari mereka yang berhasil melarikan diri telah berkumpul di pangkalan militer setempat untuk meminta bantuan melawan gerombolan tersebut.

Dekade ketidakstabilan, bencana dan kesengsaraan ekonomi telah membuat Haiti menjadi salah satu negara termiskin dan paling kejam di dunia.

Kekerasan geng melonjak sejak pembunuhan Presiden Jovenel Moïse pada 2021, yang menyebabkan sebagian besar wilayah negara lepas kendali pemerintah.

Perang wilayah sejak itu mendorong lonjakan pengungsi, kekurangan pangan yang parah, pembunuhan, penculikan, dan kekerasan seksual.

Juru bicara kantor hak asasi manusia (HAM) Ravina Shamdasani mengatakan pada Jumat (18/8/2023) bahwa setidaknya 2.439 warga Haiti telah tewas, 902 terluka dan 951 diculik pada tahun ini.

"Laporan dari Haiti minggu ini telah menggarisbawahi kebrutalan ekstrem dari kekerasan yang dilakukan terhadap penduduk," katanya.

Dia menambahkan bahwa kelompok main hakim sendiri yang dibentuk untuk melawan geng telah menyebabkan 350 orang digantung sejak April lalu. Dari jumlah tersebut, 310 diduga anggota geng dan satu adalah petugas polisi.

Menurut angka sementara yang dikeluarkan oleh satu kelompok hak asasi lokal, 30 orang tewas dan lebih dari selusin lainnya terluka dalam serangan di ibu kota pada Kamis (18/8/2023).

Kedutaan Besar AS, yang telah dievakuasi dari staf non-esensial, ditutup pada Kamis karena baku tembak di daerah tersebut.

Pemerintah Haiti mengatakan akan mengerahkan "semua pasukannya" untuk memulihkan ketertiban di Carrefour-Feuilles. Namun, polisinya yang kurang perlengkapan telah berjuang melawan geng-geng bersenjata lengkap.

Palang Merah Internasional mengatakan bahwa "dalam hitungan hari, kekerasan meningkat secara dramatis", khususnya di daerah di mana mereka bekerja dengan kelompok lokal.

Penghalang jalan yang dipasang oleh geng-geng yang bertikai menghentikan warga untuk mendapatkan bantuan.

Ann Lee, salah satu pendiri kelompok tanggapan krisis yang berbasis di AS, CORE, yang masih beroperasi di ibu kota, mengatakan bahwa banyak kelompok internasional telah pergi karena meningkatnya intimidasi dan kekerasan terhadap staf.

"Kami memiliki anggota staf yang kehilangan putrinya karena kejang dan tidak bisa pergi ke rumah sakit," katanya.

"Kami memiliki seorang karyawan yang saudara laki-lakinya dipenggal,” lanjutnya.

Lee mengatakan tidak ada satu pun anggota tim Haiti yang berkekuatan 100 orang yang tidak mengenal korban kekerasan.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan kepada Dewan Keamanan dalam sebuah laporan pada hari Selasa bahwa "penggunaan kekuatan yang kuat" oleh pengerahan multinasional diperlukan untuk memulihkan ketertiban dan melucuti gerombolan.

Kenya telah menyatakan kesediaannya untuk memimpin pasukan semacam itu. Dewan akan mempertimbangkan masalah ini dalam beberapa minggu mendatang.

(Susi Susanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya