Batasan tersebut enam kali lebih kecil dibandingkan batasan air minum yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 10.000 Bg/L.
Pada Jumat (25/8/2023), Tepco mengatakan sampel air laut yang diambil pada Kamis (24/8/2023) sore menunjukkan tingkat radioaktivitas berada dalam batas aman, dengan konsentrasi tritium di bawah 1.500 bq/L.
Kementerian Lingkungan Hidup Jepang mengatakan pihaknya juga telah mengumpulkan sampel air laut dari 11 lokasi berbeda pada Jumat (25/8/2023) dan akan merilis hasilnya pada Minggu (27/8/2023).
James Smith, profesor ilmu lingkungan dan geologi di Universitas Portsmouth, mengatakan bahwa "secara teori, Anda dapat meminum air ini", karena air limbah telah diolah ketika disimpan dan kemudian diencerkan.
Dan fisikawan David Bailey, yang menjalankan laboratorium Perancis yang mengukur radioaktivitas, menyetujui hal itu.
“Kuncinya adalah berapa banyak tritium yang ada di sana. Pada tingkat tersebut, tidak ada masalah dengan spesies laut, kecuali kita melihat penurunan populasi ikan yang parah, misalnya,” katanya.
Namun beberapa ilmuwan mengatakan kita tidak dapat memprediksi dampak pelepasan air tersebut.