WASHINGTON DC – Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada Rabu, (30/8/2023) berusaha menghentikan rencana ekspedisi baru ke bangkai kapal Titanic, yang telah direncanakan sejak 2020. Pemerintah menggunakan hukum federal dan perjanjian internasional, yang memperlakukan bangkai kapal sebagai kuburan suci, sebagai alasan untuk mencegah ekspedisi tersebut.
Ekspedisi itu diselenggarakan oleh RMS Titanic Inc (RMST)., perusahaan berbasis di Georgia yang memiliki hak penyelamatan kapal karam paling terkenal di dunia. Perusahaan ini memamerkan artefak yang ditemukan dari lokasi bangkai Titanic di dasar Atlantik Utara, mulai dari peralatan makan perak hingga sepotong lambung kapal Titanic.
Pemerintah AS telah mengajukan penolakan ini lebih dari dua bulan setelah insiden kapal selam wisata Titan meledak di dekat bangkai kapal Titanic, pada 18 Juni, yang menewaskan lima orang. Namun, langkah hukum ini sama sekali tidak berhubungan dengan tragedi tersebut dan melibatkan perusahaan yang berbeda.
Pertikaian di Pengadilan Distrik AS di Norfolk, Virginia, yang mengawasi masalah penyelamatan Titanic, bergantung pada hukum federal dan perjanjian dengan Inggris untuk memperlakukan Titanic yang tenggelam sebagai peringatan bagi lebih dari 1.500 orang yang tewas. Kapal itu menabrak gunung es dan tenggelam pada 1912.
BACA JUGA:
AS berpendapat bahwa memasuki lambung kapal Titanic yang terbelah – atau mengubah atau mengganggu bangkai kapal secara fisik – diatur oleh undang-undang federal dan perjanjiannya dengan Inggris. Di antara kekhawatiran pemerintah adalah kemungkinan terganggunya artefak dan sisa-sisa manusia yang mungkin masih ada.