Perusahaan ini mengungkapkan keinginan mereka untuk menunjukkan radio tersebut pada dunia beserta kisah tentang orang-orang yang sudah mengirim pesan dalam kode Morse, yang diterima kapal-kapal lain serta stasiun penerima di daratahn, sehingga dapat menyelematkan nyawa sekira 700 orang yang berhasil selamat dengan sekoci.
RMST mengatakan bahwa mereka akan "bekerja sama" dengan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), lembaga AS yang mewakili kepentingan publik atas bangkai kapal tersebut.
Pengacara pemerintah AS menyebutkan RMST tidak dapat melanjutkan ekspedisi tanpa izin, dengan alasan bahwa RMST membutuhkan persetujuan dari Menteri Perdagangan AS yang mengawasi NOAA.RMST kemudian menantang konstitusionalitas upaya AS untuk “melanggar” hak penyelamatan bangkai kapal Titanic di perairan internasional dan berpendapat bahwa hanya pengadilan di Norfolk yang memiliki kewenangan.
Sebelumnya pada 2020, pemerintah AS dan RMST terlibat dalam “pertarungan” hukum yang serupa mengenai ekspedisi untuk memotong bangkai kapal. Akan tetapi, proses hukum tersebut terhenti dikarenakan pandemi virus COVID-19. Akibatnya, RMST harus menunda rencana ekspedisi tanpa batas waktu karena kesulitan yang ditimbulkan oleh pandemi.
(Rahman Asmardika)