Besarnya korban membuat Kyiv segera berupaya untuk merekrut lebih banyak pasukan dengan melonggarkan persyaratan medis untuk dinas militer dan dilaporkan mempertimbangkan untuk mengekstradisi para pengelak wajib militer yang berhasil melarikan diri dari negara itu sejak Februari lalu.
Dalam pernyataan terpisah kepada media pada Senin, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu membenarkan penilaian Putin mengenai serangan balasan tersebut.
“Hari ini semuanya persis seperti yang dikatakan presiden kita,” kata Shoigu. Menteri tersebut mencatat bahwa militer Ukraina “setidaknya selama sepuluh hari terakhir” telah melakukan “serangan kekerasan dengan kekuatan besar,” namun belum berhasil menghancurkan pertahanan Rusia.
Sebagian besar pertempuran selama dua minggu terakhir berpusat di sekitar Desa Rabotyne, yang terletak di sektor depan Zaporozhia dan dekat kota Artyomovsk/Bakhmut di Wilayah Donetsk.
Meskipun Kyiv mengklaim telah membuat kemajuan bertahap di Rabotyne, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Senin bahwa mereka berhasil menggagalkan serangan Ukraina di desa tersebut pada malam sebelumnya, yang menewaskan hingga 115 tentara Ukraina dan menghancurkan beberapa kendaraan lapis baja dan senjata artileri buatan Amerika Serikat (AS).
(Rahman Asmardika)