Update Perang Rusia Ukraina: AS Akan Kirim Bantuan Senjata ke Kyiv, Amunisi Uranium untuk Tank M1 Abrams

Assyifa Eka Putri, Jurnalis
Kamis 07 September 2023 14:05 WIB
AS akan kirim bantuan ke Ukraina berupa amunisi uranium untuk mengisi tank M1 Abrams (Foto: picture alliance)
Share :

WASHINGTON DC Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) atau Pentagon mengumumkan akan mengirim amunisi uranium terdeplesi dengan ukuran 120 milimeter untuk tank M1 Abrams ke Kyiv, Ukraina, pada Rabu, (6/9/2023) waktu setempat.

Amunisi berbahan uranium ini dapat membantu Ukraina menembus lapisan baja tank-tank Rusia. Pentagon juga mengatakan bahwa bantuan militer ini juga termasuk sistem anti-peluru otomatis, sistem navigasi udara taktis, dan amunisi tambahan untuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS).

Pengumuman ini bertepatan setelah kunjungan mendadak Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken ke Kyiv, selama dua hari, untuk memberikan dana bantuan senilai USD1 miliar (setara Rp14,5 triliun).

Dana tersebut juga mencakup dana bantuan untuk keamanan militer dan sipil, serta dukungan untuk pertahanan udara Ukraina dan area lainnya.

Dilansir dari Reuters, sebelumnya Inggris telah memasok amunisi uranium terdeplesi ke Ukraina pada awal tahun. Kemudian AS susul Inggris untuk mengirim bantuan amunisi ke Ukraina akhir tahun ini.

Rusia kecam keputusan AS untuk kirim amunisi uranium ke Ukraina

Rusia mengecam rencana AS untuk menyediakan senjata uranium terdeplesi kepada Ukraina. Kedutaan Besar Rusia di Washington bahkan menyebut keputusan ini sebagai “indikator ketidakmanusiaan”.

Mereka juga menambahkan bahwa AS menolak untuk menerima kegagalan serangan balasan militer Ukraina. Ukraina mengklaim bahwa mereka telah menembus garis pertahanan pertama Rusia di Selatan. Namun, menurut Rusia sendiri, keuntungan dari serangan tersebut sangat kecil.

Berdasarkan laporan dari DW, Rencana AS untuk menyediakan amunisi uranium terdeplesi ke Ukraina dapat menimbulkan kontroversi. Moskow kerap mengaitkan kandungan dalam amunisi tersebut dengan masalah kesehatan, seperti kanker dan cacat lahir.

"Jelas, dengan idenya (AS) untuk menimbulkan 'kekalahan strategis', Washington siap untuk bertempur tidak hanya sampai ke Ukraina terakhir tetapi juga untuk melenyapkan seluruh generasi," kata Kedutaan Besar Rusia di Washington dalam sebuah pernyataan di Telegram, sebagaimana dikutip dari DW.

"AS dengan sengaja mentransfer senjata dengan efek yang tidak pandang bulu. Mereka sepenuhnya menyadari konsekuensinya: ledakan amunisi semacam itu menghasilkan pembentukan awan radioaktif yang bergerak," tambahnya dalam pernyataan tersebut.

Pernyataan datang dari Komite Ilmiah PBB mengenai efek samping penggunaan senjata dengan kandungan uranium terdeplesi, bahwa tidak ditemukan adanya efek radiasi atau racun yang disebabkan oleh paparan uranium.

Dilansir dari BBC, uranium terdeplesi merupakan uranium yang terbentuk secara alami yang sebagian besar zat radioaktifnya dihilangkan. Sehingga dapat diartikan bahwa penggunaan uranium terdeplesi sebagai senjata tidaklah menimbulkan efek samping yang begitu berbahaya.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya