Saat mereka melintasi perbatasan pada Selasa (26/92/023), ribuan warga etnis Armenia menjalani pemeriksaan ketat dari pengawas perbatasan Azerbaijan.
Pihak berwenang Azerbaijan mengaku sedang mencari tersangka "kejahatan perang", dan salah satu sumber pemerintah mengatakan kepada kantor berita Agence France Presse (AFP) bahwa negara tersebut bermaksud menerapkan "amnesti kepada pejuang Armenia yang meletakkan senjata mereka di Karabakh".
“Tetapi mereka yang melakukan kejahatan perang selama perang Karabakh harus diserahkan kepada kami,” terangnya.
Ratusan mobil dan bus berusaha mencapai kota Goris melintasi perbatasan.
Tim BBC melihat keluarga-keluarga berdesakan di dalam mobil, sepatu bot meluap, dan rak atap penuh dengan barang-barang. Yakin bahwa mereka akan meninggalkan rumah untuk selamanya, orang-orang menghabiskan sebagian besar hidup mereka di dalam kendaraan.
Di dalam Goris, sebuah kota kecil yang berwarna coklat berdebu seperti pegunungan bergerigi yang mengelilinginya, jalan-jalan sempit dipenuhi lebih banyak mobil dan lebih banyak keluarga. Salah satu dari mereka telah tiba dengan sebuah mobil yang diikat hanya dengan selotip, bagian sampingnya penyok parah dan terdapat lubang pecahan peluru, dan jendela-jendelanya pecah.
Pemiliknya mengatakan kepada BBC bahwa rumah tersebut terkena tembakan mortir ketika Azerbaijan melancarkan serangan kilat untuk menguasai wilayah tersebut pekan lalu.