“Tetapi hal itu tetap membawa kita sampai di sini,” ujarnya tersenyum sambal dikelilingi oleh anak-anak kecil.
Di alun-alun kota utama, orang-orang berkeliaran, tidak yakin apa yang harus dilakukan selanjutnya. Relawan membagikan sejumlah makanan pokok dan selimut.
Pengungsi terdaftar dan sesekali ada bus untuk memindahkan orang ke kota atau desa lain. Namun tampaknya hanya sedikit yang mempunyai rencana selain mencapai sejauh ini.
Selama dua hari minggu lalu, Malina dan keluarganya berkumpul di ruang bawah tanah saat desa mereka diserang. Setelah pasukan Karabakh menyerah, Malina mengatakan pemerintah setempat menyuruh semua orang berangkat ke Armenia demi keselamatan. Desa mereka di wilayah Martakert di Nagorno-Karabakh kini kosong.
Malina mengatakan keluarganya pergi karena – apa pun jaminannya – mereka tidak akan merasa aman di bawah pemerintahan Azerbaijan.
Sentimen serupa juga dirasakan oleh banyak pihak yang menyaksikan situasi yang terjadi.
(Susi Susanti)