Di Balik Niger yang Dilanda Kudeta, Prancis Dianggap Gagal Membendung Kekerasan

Susi Susanti, Jurnalis
Rabu 27 September 2023 09:59 WIB
Di balik Niger yang dilanda kudeta, Prancis dianggap gagal membendung kekerasan (Foto: BBC)
Share :

“Mereka tidak bisa memberi tahu kami bahwa tentara Prancis berhasil,” katanya.

“Saya tidak mengerti bagaimana mereka bisa mengatakan bahwa mereka berada di sini untuk membantu orang-orang melawan terorisme, dan setiap tahun situasinya semakin buruk,” lanjutnya.

Niger dipandang sebagai sekutu Barat terakhir di Sahel, wilayah semi-kering yang menjadi pusat kekerasan jihadis. Prancis dan Amerika Serikat (AS) masing-masing menempatkan pasukannya di Niger, yang juga merupakan rumah bagi pangkalan drone terbesar AS.

Namun ketika Prancis menolak mengakui pemerintahan militer baru di Niger, kebencian yang membara terhadap dugaan campur tangan Prancis dalam urusan dalam negeri Niger pun memuncak.

Banyak warga Niger yang percaya bahwa Prancis sudah terlalu lama memiliki akses istimewa terhadap elit politik dan sumber daya alam di negaranya. Mereka melihat kudeta sebagai sebuah kesempatan untuk memperbaiki keadaan, sebuah cara untuk mendapatkan kembali kedaulatan dan menyingkirkan pengaruh Prancis.

“Tentara tidak pernah berkuasa lama di Niger,” kata Adama, mengacu pada lima kudeta yang mengguncang negara itu sejak kemerdekaannya dari Prancis pada 1960.

“Militer pada akhirnya akan kembali ke pangkalan mereka dan menyerahkannya kepada pemerintahan sipil yang lebih baik yang akan membawa Niger menuju tujuan mereka,” tambahnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya