Pemerintah Kosovo menuduh pemerintah Serbia mendukung insiden tersebut.
Pada Jumat 929/9/2023), Milan Radoicic, Wakil Presiden Serbia List, partai politik utama Kosovo-Serbia, mengundurkan diri setelah mengaku mengorganisir kelompok bersenjata tersebut. Namun, dia membantah menerima bantuan apa pun dari Beograd.
Bentrokan mematikan itu menandai salah satu eskalasi paling parah di Kosovo selama bertahun-tahun. Bentrokan ini juga terjadi setelah berbulan-bulan ketegangan yang meningkat antara kedua belah pihak.
Setelah pecahnya Yugoslavia pada 1990-an, Kosovo yang tercatat sebagai provinsi di bekas negara tersebut terus mencari kemerdekaan.
Serbia menanggapinya dengan tindakan keras brutal terhadap etnis Albania.
Hal ini berakhir pada 1999 dengan kampanye pengeboman NATO terhadap Serbia, antara Maret dan Juni.
Pasukan Serbia menarik diri dari Kosovo. Namun bagi sebagian besar warga Albania dan Serbia Kosovo, konflik tersebut tidak pernah terselesaikan.
Kosovo mendeklarasikan kemerdekaannya pada 2008. Namun Serbia bersama dengan sekutu utama Beograd, Tiongkok dan Rusia, tidak mengakuinya.