Pemboman besar-besaran Israel di sana telah menghancurkan jalan-jalan yang biasanya dipenuhi pedagang kaki lima, menghancurkan blok-blok apartemen dan merusak sebuah masjid dan gedung universitas.
Maher mengatakan ketika perang pecah, rasanya seperti “mimpi” yang tidak nyata. Namun kini, hal tersebut berubah menjadi mimpi buruk bahkan bagi warga Gaza yang lebih makmur.
Konflik masa lalu dengan Hamas termasuk pemboman besar-besaran di Gaza tetapi berakhir dengan kelompok tersebut masih berkuasa. Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, mengatakan minggu ini bahwa Israel berkomitmen untuk menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas.
Dalam taktik barunya, Israel memperingatkan warga sipil untuk mengevakuasi seluruh lingkungan Gaza, bukan hanya satu bangunan saja, kemudian melancarkan gelombang serangan udara dalam jumlah besar.
Nada bicara Israel juga telah berubah. Dalam konflik-konflik di masa lalu, militernya menekankan ketepatan serangan di Gaza, berusaha menangkis kritik mengenai kematian warga sipil. Kali ini, pengarahan militer menekankan kehancuran yang terjadi.
“Kami tidak akan membiarkan kenyataan di mana anak-anak Israel dibunuh,” kata Yoav Gallant, Menteri Pertahanan, dalam pertemuan dengan tentara di dekat perbatasan selatan pada Selasa (10/10/2023).
“Saya telah menghapus setiap batasan. Kami akan melenyapkan siapa pun yang melawan kami, dan menggunakan segala tindakan yang kami miliki,” ujarnya.