Pulau vulkanik ini, yang merupakan salah satu negara berpenduduk paling jarang, menempati peringkat ke-14 di dunia dalam hal partisipasi ekonomi, di bawah negara-negara seperti Liberia, Jamaika, dan Norwegia.
Sekira 90% tenaga kerja perempuan di Islandia melakukan pemogokan pada 1975, untuk menyoroti pentingnya perempuan bagi perekonomian. Pemogokan tersebut mendorong parlemen negara tersebut untuk mengesahkan undang-undang upah yang setara pada tahun berikutnya.
Mantan presiden Islandia Vigdís Finnbogadóttir mengatakan kepada BBC pada 2015 bahwa pemogokan tahun 1975 adalah "langkah pertama emansipasi perempuan di Islandia," yang membuka jalan baginya untuk menjadi perempuan pertama yang terpilih secara demokratis sebagai kepala negara di dunia pada 1980.
(Rahman Asmardika)