LONDON - Seorang pilot yang sedang tidak bertugas yang diduga mencoba menabrakkan jet Alaska Airlines mengaku mengalami gangguan saraf.
Menurut dokumen pengadilan, Joseph David Emerson juga mengatakan kepada polisi bahwa dia telah mengonsumsi jamur psikedelik dan dia mengalami depresi.
Emerson mengaku tidak bersalah atas 83 dakwaan percobaan pembunuhan di pengadilan Oregon pada Selasa (24/10/2023).
Dia sedang duduk di kokpit penerbangan di belakang kapten ketika dugaan insiden itu terjadi pada Minggu (22/10/2023).
Dokumen tersebut menunjukkan Emerson mengatakan kepada pilot jika dirinya tidak baik-baik saja sebelum meraih pegangan penutup.
Seandainya dia berhasil, sistem pencegah kebakaran yang digunakan untuk memadamkan api di mesin jet akan diaktifkan dan memutus pasokan bahan bakar.
Tuntutan pidana menyatakan bahwa seorang pilot mengatakan dia harus bergulat dengan Emerson sampai dia berhenti melawan dan diusir dari kokpit. Seluruh kejadian berlangsung sekitar 90 detik.
Setelah berhasil diamankan, Emerson mengatakan sesuatu hal ke pramugari.
"Anda harus memborgol saya sekarang atau ini akan berakibat buruk,” terangnya. Dia pun kmudian mencoba meraih pegangan pintu darurat saat pesawat turun.
Seorang pramugari mengatakan kepada penyelidik bahwa mereka mengamati Emerson yang berbicara tentang beberapa hal.
Seperti "Saya mengacaukan segalanya" dan bahwa dia "mencoba membunuh semua orang".
Selama wawancara dengan polisi, Emerson mengatakan kepada penyelidik bahwa dia mengalami "gangguan saraf" dan tidak tidur selama 40 jam.
"Saya menarik kedua pegangan penutup darurat karena saya pikir saya sedang bermimpi dan saya hanya ingin bangun," katanya.
"Saya merasa tidak baik-baik saja. Sepertinya pilot tidak memperhatikan apa yang sedang terjadi. Mereka sepertinya tidak benar,” lanjutnya.
"Saya mengakui perbuatan saya. Saya tidak melawan tuduhan apa pun yang ingin Anda ajukan terhadap saya, kawan," tambahnya.
Juru bicara Kantor Kejaksaan Amerika Serikat (AS) mengatakan kepada BBC bahwa pihaknya masih menyelidiki apakah Emerson berada di bawah pengaruh langsung zat psikedelik pada saat itu.
Selain tuduhan percobaan pembunuhan, Emerson juga didakwa dengan 83 dakwaan membahayakan secara sembrono dan satu dakwaan membahayakan pesawat terbang.
Penerbangan tersebut sedang dalam perjalanan dari Everett, Washington, ke San Francisco, California, dengan 80 penumpang di dalamnya. Itu kemudian dialihkan ke Portland, Oregon.
Dalam rekaman komunikasi kontrol lalu lintas udara, salah satu pilot terdengar mengatakan suatu hal.
"Kami mendapati orang yang mencoba mematikan mesin di luar kokpit, dan dia sepertinya tidak menyebabkan masalah apa pun di belakang,” terangnya.
"Saya pikir dia tenang," tambah pilot itu. Dia meminta kehadiran polisi "segera setelah kami tiba di lapangan dan parkir".
Penumpang Aubrey Gavello mengatakan kepada ABC News bahwa penumpang di dalam pesawat tidak menyadari ada yang tidak beres dengan penerbangan tersebut sampai pramugari mengumumkan bahwa pesawat harus segera mendarat, kemudian dengan alasan darurat medis.
Gavello mengatakan kepada outlet bahwa dia mendengar seorang pramugari memberi tahu tersangka: "Kami akan baik-baik saja, tidak apa-apa, kami akan mengeluarkan Anda dari pesawat."
"Jadi saya pikir ini adalah keadaan darurat medis yang serius," katanya.
Penumpang lain mengatakan kepada outlet bahwa situasinya telah ditangani secara profesional dan penumpang belum menyadari krisis tersebut.
Pada Senin (23/10/2023), Administrasi Penerbangan Federal mengirimkan panduan kepada maskapai penerbangan AS bahwa insiden tersebut tidak ada hubungannya dengan peristiwa dunia saat ini.
Dalam sebuah pernyataan pada Senin (23/10/2023), Biro Investigasi Federal (FBI) mengkonfirmasi pihaknya sedang melakukan penyelidikan. FBI juga dapat meyakinkan masyarakat yang bepergian bahwa tidak ada ancaman berkelanjutan terkait insiden ini.
(Susi Susanti)