Ratu Rania dari Yordania Tuduh Barat Terapkan Standar Ganda saat Jumlah Korban Tewas Melonjak di Gaza

Susi Susanti, Jurnalis
Rabu 25 Oktober 2023 16:39 WIB
Ratu Rania dari Yordania menuduh Barat terapkan standar ganda saat korban tewes bertambah di Gaza (Foto: CNN/The Hill)
Share :

GAZA Ratu Rania dari Yordania menuduh para pemimpin Barat menerapkan “standar ganda yang mencolok” karena gagal mengutuk kematian warga sipil akibat pemboman Israel di Gaza. Tuduhan ini muncul saat perang Israel terhadap Hamas mengancam akan menggoyahkan hubungan antara para pemimpin Amerika Serikat (AS) dan Arab.

“Masyarakat di Timur Tengah, termasuk Yordania, kami terkejut dan kecewa dengan reaksi dunia terhadap bencana yang sedang terjadi ini. Dalam beberapa minggu terakhir, kita telah melihat standar ganda yang mencolok di dunia,” terangnya saat berbicara kepada Christiane Amanpour dari CNN dalam sebuah wawancara eksklusif.

“Ketika tanggal 7 Oktober terjadi, dunia segera dan dengan tegas mendukung Israel dan haknya untuk membela diri dan mengutuk serangan yang terjadi. Namun apa yang kita lihat dalam beberapa minggu terakhir, kita melihat keheningan di dunia,” lanjutnya.

Israel diketahui mendeklarasikan “pengepungan total” terhadap Gaza setelah serangan teror pada 7 Oktober oleh kelompok Palestina Hamas, yang menguasai wilayah pesisir tersebut, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang dan menyebabkan lebih dari 200 orang disandera, menurut Pasukan Pertahanan Israel.

Pengepungan tersebut telah mengakibatkan serangan udara tanpa henti terhadap wilayah padat penduduk di Gaza, dan blokade terhadap pasokan penting – termasuk makanan dan air – untuk seluruh penduduk di wilayah terpencil tersebut.

“Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah modern ada penderitaan manusia dan dunia bahkan tidak menyerukan gencatan senjata,” ujarnya.

“Jadi sikap diam ini sangat memekakkan telinga – dan bagi banyak orang di kawasan ini, hal ini membuat dunia Barat ikut terlibat,” lanjutnya.

“Apakah kita diberitahu bahwa membunuh sebuah keluarga, seluruh keluarga, dengan todongan senjata adalah tindakan yang salah, namun tidak masalah jika kita menembaki mereka sampai mati? Maksud saya, ada standar ganda yang mencolok di sini,” katanya.

“Ini sangat mengejutkan dunia Arab,” tambahnya.

Angka terbaru dari Kementerian Kesehatan Palestina yang dikuasai Hamas di Gaza menyebutkan jumlah korban tewas akibat serangan Israel mencapai lebih dari 5.000 orang, termasuk lebih dari 2.000 anak-anak. Setidaknya 35 pekerja Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga terbunuh.

Israel mengatakan bahwa mereka menargetkan teroris Hamas, dan menyalahkan kelompok tersebut karena bersembunyi di balik infrastruktur sipil.

PBB dan beberapa lembaga bantuan menyerukan gencatan senjata dan pergerakan bebas bantuan kemanusiaan kepada penduduk yang semakin putus asa. Sementara itu, para dokter yang bekerja di daerah terpencil tersebut memperingatkan bahwa kekurangan listrik mengancam kehidupan pasien mereka yang paling rentan, termasuk bayi yang terluka parah dan bayi prematur yang membutuhkan inkubator.

“Sebagai seorang ibu, kami telah melihat ibu-ibu Palestina yang harus menuliskan nama anak-anak mereka di tangan mereka – karena kemungkinan mereka ditembaki hingga mati, tubuh mereka berubah menjadi mayat sangat tinggi,” ujarnya.

“Saya hanya ingin mengingatkan dunia bahwa para ibu di Palestina mencintai anak-anak mereka sama seperti ibu lainnya di dunia,” pungkasnya.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya