Serangan Udara Israel Targetkan Hizbullah dan Iran di Suriah serta Lebanon

Susi Susanti, Jurnalis
Selasa 31 Oktober 2023 12:32 WIB
Serangan udara Israel targetkan Iran dan Hizbullah di Lebanon serta Suriah (Foto: Iran International
Share :

SURIAH - Pasukan Israel melancarkan serangan udara terhadap sasaran di Suriah dan Lebanon pada Minggu (29/10/2023) malam, yang berafiliasi dengan Hizbullah Lebanon dan pasukan IRGC Iran.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengkonfirmasi operasi tersebut melalui pos di X, mengklaim bahwa mereka telah menyerang fasilitas Hizbullah di Lebanon.

Serangan itu terjadi hanya beberapa jam setelah Hizbullah mengumumkan bahwa Sekretaris Jenderal Hassan Nasrallah akan menyampaikan pidato pada Jumat (27/10/2023) ini.

Sebuah video berdurasi 10 detik muncul, di mana sosok mirip Nasrallah terlihat berjalan melewati logo Hizbullah di dinding. Klip misterius itu menjadi viral ketika pemirsa mencoba menguraikannya.

Spekulasi tersebar luas bahwa pidato Nasrallah yang akan datang mungkin melibatkan semacam deklarasi perang terhadap Israel.

Hizbullah, yang didukung oleh rezim di Iran, mempunyai persediaan roket yang besar, yang menjadikannya kekuatan militer yang jauh lebih tangguh dibandingkan dengan Hamas.

Pada Minggu (29/10/2023), sebelum Israel mengkonfirmasi serangan di Suriah dan Lebanon, muncul laporan bahwa roket Hizbullah telah menembus sistem pertahanan rudal Israel (Iron Dome), menghantam sebuah bangunan tempat tinggal di Israel utara.

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah berusaha keras untuk mencegah konflik yang lebih luas, yang akan memaksa mereka untuk kembali terlibat dalam perang di Timur Tengah tepat satu tahun sebelum pemilu 2024.

Kritik terhadap kebijakan luar negeri Biden berpendapat bahwa keengganannya untuk bertindak keras, khususnya terhadap Iran, akan membuat situasi semakin sulit bagi AS.

“Apa yang perlu kita lakukan adalah mengirimkan pesan yang jelas dan kuat,” kata Senator Tom Cotton pada Minggu (29/10/2023).

“Apakah itu menyerang pejabat IRGC di Suriah atau di Irak, atau menyerang langsung fasilitas Iran di Iran untuk memperjelas bahwa kita menang. tidak menoleransi serangan terhadap warga Amerika di seluruh kawasan yang dilakukan oleh proksi Iran,” lanjutnya.

Pekan lalu, Pentagon mengungkapkan bahwa pasukan Amerika di Suriah dan Irak telah berulang kali diserang oleh proksi Iran pada minggu antara 17 dan 24 Oktober.

Senator Cotton mengatakan kepada Fox News bahwa pemerintahan Biden harus belajar dari Donald Trump dalam membunuh Qassem Soleimani pada Januari 2020.

“Jika kita tidak melakukan hal seperti itu,” terangnya.

“Serangan ini akan terus berlanjut sampai warga Amerika terbunuh,” lanjutnya.

Para pejabat Iran menjadi semakin sombong sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 1.400 orang dan menyandera lebih dari 200 orang.

Pada Minggu (29/10/2023), Presiden Iran, Ebrahim Raisi, menyatakan bahwa pasukan Hamas sedang memukul mundur pasukan Israel di Gaza dan itu akan menjadi “kekalahan yang lebih berat daripada kekalahan awal bagi Israel.”

Laporan dari Gaza utara menggambarkan serangan udara dan artileri yang dahsyat pada Minggu (29/10/2023)malam, mempengaruhi daerah dekat rumah sakit Shifa dan Al-Quds di Kota Gaza.

Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan menerima peringatan dari otoritas Israel, yang mendesak evakuasi segera dari rumah sakit Al-Quds, yang saat ini menampung sekitar 14.000 orang.

Organisasi internasional mengatakan Gaza sedang menghadapi krisis kemanusiaan yang akut. Kepala badan Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) telah memperingatkan bahwa “lebih banyak lagi yang akan mati” di Gaza jika pemboman dan pengepungan Israel terus berlanjut.

Seruan untuk gencatan senjata kemanusiaan semakin meningkat dalam seminggu terakhir. Namun Israel menolak semua seruan tersebut dan mengumumkan bahwa operasi daratnya akan terus berlanjut.

Para pejabat Hamas mengatakan serangan udara Israel di Gaza sejauh ini telah menewaskan lebih dari 8.000 warga Palestina, setidaknya setengah dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. Angka-angka ini tidak dapat diverifikasi secara independen.

Situasinya sangat buruk karena kebutuhan dasar seperti air dan makanan telah terputus dari daerah kantong padat penduduk yang berpenduduk 2,2 juta jiwa. Israel mengizinkan masuknya bantuan secara terbatas dalam beberapa hari terakhir.

Pada Minggu (29/10/2023), 33 truk lainnya diizinkan masuk, berisi air, makanan dan obat-obatan. Namun para pekerja kemanusiaan di lapangan mengatakan bantuan yang diterima sejauh ini tidak mencukupi kebutuhan.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya