7 Respons dan Imbauan Tokoh Bangsa Indonesia Terkait Konflik Palestina-Israel

Khafid Mardiyansyah, Jurnalis
Selasa 31 Oktober 2023 12:32 WIB
Presiden Jokowi (Foto: Biro Pers Setpres)
Share :

JAKARTA - Konflik di tepi barat Palestina mengeruk solidaritas seluruh dunia. Konflik kemanusiaan itu setidaknya merenggut ribuan nyawa.

Diketahui, akibat tindakan biadab dan tidak berperikemanusiaan dari israel, sudah ada sekitar 1,6 juta orang di gaza, Palestina yang terdampak.

Adapun jumlah korban yang tewas sudah mencapai 4.651 orang dan yang terluka sekitar 14.254 orang bahkan di wilayah tepi barat yang berdampingan dengan gaza juga sudah ada sekitar 93 orang yang tewas.

Berikut komentar beberapa tokoh yang berhasil dihimpun:

1. Presiden Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa Indonesia sangat marah terhadap situasi yang semakin memburuk di Gaza akibat serangan dari Israel.

Hal tersebut disampaikannya usai memimpin rapat terbatas dengan para menteri terkait di Istana Kepresidenan pada hari ini Senin 30 Oktober 2023.

"Baru saja saya tadi memimpin rapat terbatas mengenai Palestina. Indonesia sangat marah terhadap memburuknya situasi di Gaza terutama situasi kemanusiaan," kata Jokowi dalam keterangannya yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin (30/10/2023).

Jokowi mengatakan bahwa pihaknya terus mengikuti perkembangan di Gaza. Dirinya mengatakan bahwa hingga saat ini mengutuk keras serangan acak yang mengenai masyarakat sipil dan fasilitas umum.

"Kita terus ikuti secara dekat perkembangan di Gaza. an posisi Indonesia sangat jelas dan tugas mengutuk keras serangan acak terhadap masyarakat sipil dan fasilitas sipil di Gaza," kata Jokowi.

Jokowi berharap kekerasan yang terjadi di Gaza dapat dihentikan secepat mungkin. Indonesia, kata Jokowi, terus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak untuk dapat membantu mengupayakan penyelesaian konflik di Gaza.

"Kekerasan harus dihentikan, gencatan senjata harus terus diupayakan, bantuan kemanusiaan harus terus didorong dan dipercepat diakselerasi Dan Indonesia terus melakukan komunikasi dengan banyak pihak untuk mengupayakan penyelesaian masalah ini," kata Jokowi.

Selain itu, Jokowi juga akan mengirimkan bantuan kepada Palestina sesuai dengan kebutuhan. Kloter pertama bantuan akan diberikan pada minggu ini.

"Indonesia akan mengirim bantuan kemanusiaan yang akan disesuaikan dengan permintaan dan kebutuhan rakyat Palestina. Dan kloter pertama akan dikirimkan minggu ini bantuan ini adalah gabungan bantuan dari pemerintah dan dunia usaha serta masyarakat," ungkapnya .

2. Ketua MUI, KH Cholil Nafis

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Ukhuwah dan Dakwah, KH M Cholil Nafis menyebut Israel tidak dapat diajak berdialog. Dengan demikian dibutuhkan tekanan dari dunia termasuk dari warga Amerika.

"Zionis Israel itu sepertinya tidak bisa dengan dialog untuk menghentikan keganasannya ke Gaza, Palestinan. Harus ada tekanan dunia termasuk dari warga Amerika,"katanya.

Lebih lanjut dia mengatakan negara-negara muslim lainnya juga harus bangkit untuk menghentikan penjajahan tersebut.

"Anak-anak dan perempuan, warga sipil yang dibunuh sudah lebih dari 8 ribu jiwa. Negara-negara muslim dunia ayo bangkit dan stop penjajahan ini,"ucapnya.

3. Menlu Retno Marsudi

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi mendesak Sidang Majelis Umum (SMU) PBB untuk segera menyelidiki serangan Israel terhadap Gaza, Palestina. Desakan itu disampaikan Indonesia dalam pertemuan darurat SMU PBB yang membahas aksi ilegal Israel di wilayah pendudukan Palestina yang digelar di New York (26/10).

Berbicara tidak hanya atas nama seorang Menteri Luar Negeri, tapi juga atas nama seorang perempuan, seorang ibu dan seorang nenek, Retno meminta agar kekerasan di Gaza dapat segera dihentikan, warga sipil dapat dilindungi, dan bantuan kemanusiaan dapat segera diberikan. Retno juga meminta negara anggota PBB untuk menggunakan hati demi membela keadilan dan kemanusiaan.

“Sudah tak terhitung berapa kali kita berdiri di aula ini untuk mengurangi penderitaan saudara-saudari kita di Palestina. Tak terhitung berapa kali kita mengadakan pertemuan darurat SMU PBB mengenai nasib rakyat Palestina. Namun tak terhitung pula berapa kali harapan kita pupus karena kepentingan politik sempit,” kata Menlu RI Retno Marsudi dikutip dalam keterangannya.

Menlu mengatakan, dunia seolah menolak melihat kenyataan terjadinya petaka di Gaza. Padahal sampai hari ini serangan dan pembantaian di Gaza masih terus berlanjut. Di tengah bencana ini, sangat disayangkan DK PBB gagal mengambil langkah yang diperlukan.

4. PBNU

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyerukan dihentikannya kekerasan yang berujung perang antara Hamas Palestina dengan Israel yang meletus pada Ahad (8/10/2023).

Pernyataan itu ditandatangani Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf dan Sekjen H. Saifullah Yusuf. Seruan ini disampaikan terkait dengan jatuhnya ratusan korban warga sipil, imbas dari roket yang ditembakkan oleh kedua pihak.

“Hentikan kekerasan di wilayah keduanya,” ujar Gus Yahya, Senin (9/10/2023).

Gus Yahya, yang selama ini aktif dalam kampanye perdamaian global, juga mengajak seluruh pihak terkait dan masyarakat internasional agar bertindak dengan langkah tepat dan menentukan. Ia mendorong agar langkah tersebut dapat mencapai penyelesaian yang adil antara Palestina dan Israel sesuai hukum internasional.

“Masyarakat internasional harus bertindak dengan langkah-langkah yang lebih tegas (decisive) menuju penyelesaian yang adil atas masalah Israel dan Palestina sesuai hukum dan kesepakatan-kesepakatan internasional yang ada,” jelas Gus Yahya.

5. Muhammadiyah

Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah pada Rabu, (11/10/2023) menyatakan siap membantu masyarakat sipil yang terdampak perang di Gaza, Palestina.

Muhammadiyah juga menyatakan keprihatinan mendalam terkait konflik yang terjadi antara Hamas dan Israel, yang menyebabkan jatuhnya ribuan korban jiwa dan luka-luka.

Menanggapi eskalasi kekerasan terbaru ini, PP Muhammadiyah mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk segera mengambil langkah penyelesaian konflik Palestina-Israel, yang telah berlangsung selama lebih dari tujuh dekade.

Selain itu, Muhammadiyah juga menyatakan kesiapan untuk mengirimkan bantuan untuk warga sipil ke Gaza, terutama untuk anak-anak dan perempuan.

"Kita telah memutuskan memberikan bantuan kepada masyarakat yang kesulitan di Gaza," kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti dalam konferensi pers di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Rabu.

Menurut Mu’ti, bantuan yang akan dikirimkan berupa kebutuhan dasar melalui beberapa mitra lokal Muhammadiyah di Palestina.

“PP Muhammadiyah juga telah berkolaborasi dengan pemerintah Indonesia dan Palestina dalam program kemanusiaan selama lebih dari dua tahun. Kami juga telah mendirikan sekolah untuk anak-anak Palestina di Beirut dan telah mengalihkan sumber daya dan dana yang sebelumnya digunakan untuk program pendidikan ke keperluan yang lebih mendesak saat ini, yaitu membantu korban perang.” tambah Abdul Mu'ti.

6. Ketua DPR Puan Maharani

Ketua DPR RI Puan Maharani mengingatkan Pemerintah untuk mengoptimalkan proses evakuasi terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) di wilayah konflik seperti di Israel dan Palestina. Baginya, negara wajib memberikan jaminan pelayanan dan keselamatan bagi warganya yang berada di daerah konflik.

"Saya menyadari dalam proses evakuasi dari daerah konflik pasti terdapat berbagai kendala kondisi di lapangan, tapi itu tak bisa dijadikan alasan untuk tidak memberikan pelayanan optimal demi keselamatan para WNI di sana. Pemerintah harus dalam status awas,” kata Puan dalam keterangannya, Senin (16/10/2023).

Puan pun mengimbau agar Pemerintah melakukan pengawasan ketat bagi WNI yang masih tinggal di wilayah konflik Israel-Palestina. Pasalnya, ancaman perang di dua wilayah tersebut terbilang tinggi.

"Negara memiliki kewajiban untuk melindungi warganya yang berada di luar negeri. Meski sampai saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban jiwa dari konflik Israel-Palestina, tapi ancaman perang masih cukup tinggi,” ucap Puan.

7. Ketua MPR, Bambang Soesatyo

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Bambang Soesatyo (Bamsoet), meminta pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk melindungi dan memastikan kondisi WNI di Palestina imbas konflik dengan Israel. Salah satu caranya, dengan berkoordinasi dengan tiga KBRI di sekitar Palestina.

Permintaan itu didasari jumlah WNI terbikang banyak. Berdasarkan data terakhir, jumlah WNI yang ada di Palestina sebanyak 45 orang, dengan sebarannya 10 orang berada di Gaza dan 35 lainnya di Tepi Barat.

"Meminta Kementerian Luar Negeri RI untuk terus berkoordinasi dengan tiga KBRI di dekat Palestina guna memastikan kondisi dan juga mengupayakan perlindungan serta menyiapkan rencana evakusi bagi WNI yang tinggal di Palestina," kata Bamsoet dalam keterangannya

(Khafid Mardiyansyah)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya