Khrushchev pun memerintahkan jajarannya untuk menemukan makam tersebut. Pada awalnya Khrushchev gagal memenuhi permintaan presiden Indonesia itu. Di sisi lain, Soekarno tetap berkomitmen tak akan berangkat sampai makam Imam Bukhari ditemukan.
Bagi Uni Soviet yang saat itu menganut paham komunis, tentu tidak mudah untuk menemukan makam Imam Bukhari yang telah lama terlupakan. Berbagai upaya dilakukan oleh Uni Soviet untuk menemukan makam tersebut, dengan mengumpulkan informasi dari para pemuka agama Islam yang tinggal di sekitar Samarkand.
Khrushchev berhasil menemukan keberadaan makam Imam Bukhari, meskipun kondisi makamnya tidak terawat. Kemudian ia memerintahkan pasukannya agar makam dibersihkan dan direnovasi hingga terlihat indah.
Setelah itu, Soekarno memenuhi perjanjiannya untuk mengunjungi Moskow dan menyempatkan berkunjung ke makam Imam Bukhari di Samarkand pada 12 Juni 1961.
(Susi Susanti)