“Kami melihat sejumlah besar orang memadati tempat pengungsian, memadati sekolah-sekolah UNWRA (Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB), dan berbagai pusat lainnya. Hal ini menciptakan konsentrasi orang, yang mendorong risiko epidemi dan hujan selama 24 jam terakhir semakin menambah risiko tersebut,” ujarnya.
Dia mencatat bahwa risikonya tidak terbatas pada diare atau penyakit. “Penurunan suhu yang tiba-tiba akan menimbulkan masalah pneumonia pada anak-anak. Ini adalah resep mutlak untuk terjadinya epidemi berskala besar di antara populasi ini,” lanjutnya.
“Hujan deras selama 24 jam terakhir telah membanjiri banyak kamp darurat sehingga mempercepat risiko tersebut,” katanya.
Ryan menambahkan bahwa gizi adalah landasan bagi kesehatan, gizi adalah landasan bagi tumbuh kembang anak, dan saat ini kualitas asupan kalori untuk anak-anak khususnya telah berkurang hingga di bawah tingkat kritis.
(Susi Susanti)