GAZA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan 28 dari 33 bayi prematur telah dievakuasi ke Mesir dari Gaza.
Pejabat Senior Darurat WHO Rob Holden mengatakan dua dari 33 bayi baru lahir meninggal pada akhir pekan, dan tiga bayi lainnya telah dipertemukan kembali dengan keluarga mereka.
“28 bayi yang tersisa dievakuasi ke Mesir di mana tingkat perawatan yang sesuai telah dimulai,” kata Holden dalam pengarahan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (20/11/2023).
Ke depannya, Dr. Michael Ryan, direktur eksekutif WHO, mengatakan bahwa lebih dari 5.000 perempuan akan melahirkan pada bulan depan di Gaza. Dari jumlah tersebut, 15% memerlukan operasi caesar dan 25% anak-anak mereka akan lahir prematur.
“Itu berarti ribuan bayi. Itu bukan 31 bayi saja, itu berarti ribuan bayi akan lahir. Siapa yang akan lahir prematur dan siapa yang membutuhkan inkubator tersebut, akan membutuhkan perawatan kanguru, akan membutuhkan ibu mereka untuk menyediakannya. Ada yang memerlukan inkubasi, ada pula yang memerlukan ventilasi mekanis,” terangnya.
WHO merekomendasikan kontak kulit ke kulit, yang dikenal sebagai perawatan ibu kanguru, diberikan kepada bayi prematur segera setelah lahir, tanpa harus menghabiskan waktu di inkubator terlebih dahulu.
Ryan juga mengatakan bahwa kombinasi kerumunan besar yang berkumpul di satu tempat ditambah dengan penurunan suhu di Gaza merupakan “risiko kesehatan masyarakat” dan dapat mengakibatkan “epidemi.”
“Kami melihat sejumlah besar orang memadati tempat pengungsian, memadati sekolah-sekolah UNWRA (Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB), dan berbagai pusat lainnya. Hal ini menciptakan konsentrasi orang, yang mendorong risiko epidemi dan hujan selama 24 jam terakhir semakin menambah risiko tersebut,” ujarnya.
Dia mencatat bahwa risikonya tidak terbatas pada diare atau penyakit. “Penurunan suhu yang tiba-tiba akan menimbulkan masalah pneumonia pada anak-anak. Ini adalah resep mutlak untuk terjadinya epidemi berskala besar di antara populasi ini,” lanjutnya.
“Hujan deras selama 24 jam terakhir telah membanjiri banyak kamp darurat sehingga mempercepat risiko tersebut,” katanya.
Ryan menambahkan bahwa gizi adalah landasan bagi kesehatan, gizi adalah landasan bagi tumbuh kembang anak, dan saat ini kualitas asupan kalori untuk anak-anak khususnya telah berkurang hingga di bawah tingkat kritis.
(Susi Susanti)