JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengungkapkan kasus rabies di Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah masuk endemi, bukan pandemi lagi.
“Sebetulnya sudah endemi, bukan lagi pandemi ini bisa segera teratasi terutama di wilayah yang angka kasusnya tertinggi, sangat tinggi yaitu di NTT,” ungkap Muhadjir di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (21/11/2023).
Muhadjir pun melaporkan saat ini ada 1.823 kasus rabies yang terjadi di Timor Tengah Selatan (TTS) dan Timor Tengah Utara (TTU) NTT. Sementara itu, tercatat korban jiwa sebanyak 11 orang.
Lebih lanjut, Muhadjir mengatakan vaksinasi rabies saat ini masih di angka 17%. “Untuk vaksin itu sebetulnya baru bisa direalisasi sekitar 17 ya, 17%. Kenapa? Karena memang jumlah vaksinnya pastinya masih terbatas, yang kedua biaya operasional untuk melakukan vaksinasi.”
Oleh karena itu, kata Muhadjir, semua usulan baik dari pemerintah daerah, pemerintah provinsi, menyampaikan agar ada dana operasional, yang mestinya itu dialokasikan di Pemda. Dia mengatakan dana yang digunakan akan diambil dari dana siap pakai Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
“Tapi kelihatannya pemerintah mereka belum siap untuk itu. Karena itulah pertimbangan kita putuskan nanti diambil alih oleh BNPB, termasuk koordinasinya dengan pusat nanti melibatkan Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan dan juga dan operasional yang dibutuhkan itu,” katanya.
Muhadjir mengatakan pemerintah menargetkan untuk vaksinasi di NTT bisa di atas 70% sehingga tercapai herd immunity. “Tadi juga sudah diputuskan di kita minta supaya pemerintah daerah melakukan pendataan binatang yang potensi membawa penyakit rabies terutama anjir.”
“Jadi nanti kita minta di Saggas, tadi saya sudah minta supaya ada pendataan penduduk anjing di NTT. Sehingga nanti kita bisa pastikan ketika ada vaksinasi 70% anjing yang ada di sana sudah tervaksin. Dan kebetulan ada jenis vaksin yang lebih mudah yaitu dalam bentuk oral, nanti bisa dikamuflase, dimasukkan ke dalam makanan-makanan hewan terutama untuk anjing. Dengan demikian mudah-mudahan penanganan rabies (teratasi),” pungkasnya.
(Khafid Mardiyansyah)