GAZA – Israel dan Hamas sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata empat hari di Gaza selama dua hari lagi.
Hamas mengatakan perpanjangan itu dilakukan dengan syarat yang sama, yaitu pembebasan 50 sandera Israel dan ditukar dengan 150 tahanan Palestina.
Israel belum memberikan komentar, namun pihaknya menawarkan jeda satu hari dalam pertempuran untuk setiap 10 sandera Israel yang dibebaskan.
Hal ini terjadi ketika 11 sandera dibebaskan dalam pertukaran terakhir berdasarkan kesepakatan awal yang mulai berlaku pada Jumat (24/11/2023).
Para pejabat Israel mengatakan anak kembar berusia tiga tahun dan ibu mereka termasuk di antara mereka, bersama dengan enam anak lainnya, seorang anak berusia 18 tahun dan ibunya.
Militer Israel mengatakan mereka telah menyeberang ke wilayah Israel. Namun semua ayah dari anak-anak yang dibebaskan tersebut tetap berada di Gaza.
Mereka yang dibebaskan termasuk orang-orang yang juga berkewarganegaraan Prancis, Jerman dan Argentina.
Tiga puluh tiga perempuan dan remaja Palestina yang berada di penjara-penjara Israel akan dibebaskan berdasarkan perjanjian gencatan senjata.
Hamas – yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel, Inggris dan negara-negara Barat lainnya – telah membebaskan 39 warga Israel selama tiga hari sebelumnya. Sebagai imbalannya, Israel telah membebaskan 117 tahanan Palestina.
Sembilan belas warga negara asing, salah satunya berkewarganegaraan Israel, juga telah diserahkan oleh Hamas berdasarkan perjanjian terpisah.
Penghentian pertempuran juga memungkinkan peningkatan besar dalam pengiriman bantuan ke Gaza, di mana krisis kemanusiaan semakin parah.
Israel melancarkan kampanye militer di Gaza dan memberlakukan pengepungan sebagai tanggapan atas serangan lintas batas yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh kelompok bersenjata Hamas pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan sedikitnya 1.200 orang dan sekitar 240 lainnya disandera.
Pemerintahan Hamas di Gaza mengatakan lebih dari 14.800 orang telah tewas di wilayah tersebut sejak perang dimulai.
(Susi Susanti)