JAKARTA - Sri Sultan Hamengkubuwono V adalah sultan kelima dari kesultanan Yogyakarta. Ia lahir pada 24 Januari 1820 dengan nama asli Gsuti Raden Mas Gathot Menol yang memiliki gelar sebagai Pangeran Mangkubumi Hamengkubuwono V adalah putra dari Sultan Hamengkubuwono IV dari permaisuri Gusti Kanjeng Ratu Kencono.
Hamengkubuwono V naik tahta pada saat umur 3 tahun. Karena ia naik takhta saat masih dibawah umur makai a dibantu oleh beberapa wali raja yaitu oleh neneknya Ratu Ageng, ibunya Ratu Kencono, saudara kakeknya Pangeran Mangkubumi, dan saudara ayahnya Pangeran Diponegoro.
Namun, pada tahun 1826 Belanda menurunkan Hamengkubuwono V dari singgasananya. Belanda mengangkat kembali Hamengkubuwono II, Hamengkubuwono V baru naik takhta kembali setelah wafatnya Hamengkubuwono II pada tahun 1828. Pada saat pemerintahan Hamengkubuwono V tidak mendapat bantuan penuh dari internal Keraton dan rakyat Yogyakarta karena dianggap terlalu patuh kepada Belanda.
Pada saat itu juga Hamengkubuwono V juga selalu berhadapan dengan adik-adiknya yang ingin mengambil alih takhtanya. Ditengah kondisi politik yang sulit, Hamengkubuwono V mencari hiburan dalam cinta. Oleh karena itu ia memiliki banyak selir tetapi selir yang paling disayang yaitu selir ke 5 yang bernama Kanjeng Mas Hemawati.
Hamengkubuwono V menikah dengan Kanjeng Mas Henawati pada tahun 1842. Pada 5 Juni 1855 Hamengkubuwono V tewas di tangan selirnya sendiri. Ia ditikam oleh selirnya, sampai saat ini alasan Kanjeng Mas Hemawati melakukannya masih menjadi misteri yang belum terungkap.
Peristiwa tragis ini ditutup rapat-rapat oleh pihak Keraton. Peristiwa ini juga hanya diingat dengan sebutan Wereng Saketi Tresno yang berarti mati ditangan orang yang dicintainya.
Setelah Hamengkubuwono V tewas lahirlah anak yang di dalam kandungan Kanjeng Ratu Sekar. Anak tersebut seharusnya menjadi penerus takhta namun tidak di setujui karena kontroversi perebutan tahta kekuasaan.
(Khafid Mardiyansyah)