Perkembangan Kawasan Meruya
Sebelum terbagi menjadi dua Kelurahan Meruya Utara dan Selatan, wilayah itu lebih dikenal sebagai Kelurahan Meruya Ilir dan Meruya Udik. Kemudian memasuki tahun 1980-an, nama tersebut berganti menjadi Meruya Selatan seiring dengan pemekaran di Kecamatan Kebon Jeruk hingga tahun 1987.
Meskipun telah berubah, masyarakat setempat masih banyak yang memilih mempertahankan keterikatan dengan istilah Meruya Ilir dan Meruya Udik. Bahkan, kedua nama itu masih bertahan hingga sekarang dan digunakan sebagai nama jalan, yaitu Jalan Meruya Ilir Raya dan Jalan Meruya Udik.
Seiring perkembangan zaman, Meruya pun tak luput dari pembangunan, terutama perumahan. Hal tersebut membuat Meruya semakin ramai hingga menjadi kawasan dengan pertumbuhan yang pesat. Banyak sekali perumahan mewah yang dibangun di Meruya, sehingga membangun image baru kawasan ini menjadi lebih modern.
Kini, Kelurahan Meruya yang mencakup area seluas 2,85 kilometer persegi menjadi salah satu pusat perekonomian di Jakarta Barat. Di Meruya, tersebar sekitar sepuluh kompleks perumahan yang dihuni oleh berbagai karyawan dari instansi pemerintah seperti DPR, DPA, dan DepKeu.
Tak jauh berbeda dengan wilayah lain di Ibu Kota, terdapat berbagai tempat usaha seperti restoran, kafe, toko warung serba ada yang tersebar di sepanjang Jalan Meruya Udik, jalan utama di Kelurahan Meruya Selatan, untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup para masyarakat setempat hingga luar daerah.
Melihat dari sejarah dan asal usulnya, Meruya tentu telah mengalami banyak perubahan dari masa ke masa. Dari sebuah kampung kecil, Meruya kini menjadi salah satu kawasan yang ramai dikunjungi di Jakarta Barat.
(Awaludin)