GAZA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan Rumah sakit (RS) Al-Shifa yang terkepung di utara Gaza digambarkan sebagai tempat pertumpahan darah.
Pernyataan yang dikeluarkan oleh badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu menambahkan bahwa rumah sakit tersebut “membutuhkan resusitasi”.
WHO mengatakan mereka dapat mengirimkan sejumlah pasokan medis ke Al-Shifa pada Sabtu (16/12/2023) tetapi mengatakan masih ada “kekurangan parah” air dan makanan.
WHO menjelaskan sumber daya di Al-Shifa semakin dibatasi oleh banyaknya warga Gaza yang mencari perlindungan di rumah sakit.
Meskipun sudah beroperasi sesuai kapasitasnya, namun lebih banyak pasien yang tiba di Al-Shifa yakni pasien dengan luka trauma dijahit di lantai dan tidak ada manajemen nyeri yang tersedia.
Al-Shifa adalah kompleks medis terbesar di Gaza dan berada di garis depan perang Israel-Gaza setelah pasukan Israel bersikeras bahwa Hamas menjalankan jaringan terowongan bawah tanah di bawah rumah sakit.
Sementara itu, Kantor berita Palestina Wafa melaporkan 35 orang tewas dalam serangan terhadap beberapa rumah di kamp pengungsi Jabalia di Gaza.